Produktivitas Padi di Karawang Capai 6,564 Ton per Hektare pada Subround I 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karawang
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karawang merilis hasil evaluasi panen padi berdasarkan survei ubinan Subround I tahun 2025. --KBE--
0 Komentar

KARAWANG, KBEonline.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karawang merilis hasil evaluasi panen padi berdasarkan survei ubinan Subround I tahun 2025. Hasilnya cukup menggembirakan. Rata-rata produktivitas padi di Karawang mencapai 6,564 ton per hektare, menunjukkan tren positif dari sektor pertanian di wilayah tersebut.

Angka produktivitas tersebut diperoleh dari pengamatan 79 plot ubinan yang tersebar di sejumlah kecamatan sentra pertanian utama. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain Jatisari, Banyusari, Rawamerta, Tirtamulya, Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Majalaya, Pangkalan, Karawang Barat, dan Karawang Timur.

Menurut Andika Yunawan, anggota Tim Statistik Pertanian BPS Karawang, survei ubinan Subround I dilakukan dari Januari hingga April 2025.

Baca Juga:Ketua dan Wakil Ketua DPRD Karawang Tinjau RSUD Karawang, Dorong Peningkatan Layanan dan InfrastrukturDugaan Malpraktik di RS Permata Keluarga Karawang, Dinkes Tunggu Laporan Resmi

“Data yang kami rilis bukan data bulanan, melainkan berdasarkan Subround. Dari hasil ubinan ini, kami mencatat produktivitas rata-rata sebesar 6,564 ton per hektare,” jelasnya.

Plot ubinan yang digunakan dalam survei berukuran 2,5 meter x 2,5 meter atau setara 6,25 meter persegi. Berat gabah yang dihasilkan dari setiap plot bervariasi antara 2 hingga 7 kilogram. Data tersebut kemudian dikonversi menggunakan metode statistik untuk memperoleh estimasi hasil per hektare.

Selain survei ubinan, BPS Karawang juga menerapkan metode Kerangka Sampling Area (KSA) untuk pengamatan pertanian secara menyeluruh. Setiap bulan, pengamatan dilakukan pada 174 segmen lahan dengan luas masing-masing 9 hektare. Total lahan yang dipantau mencapai 1.566 hektare per bulan, mulai dari fase tanam hingga panen.

Dari sisi harga, Agus Rosidi dari Tim Distribusi Harga BPS Karawang menjelaskan bahwa meskipun Survei Harga Gabah Petani (HPG) tidak lagi dilaksanakan tahun ini, pemantauan harga tetap dilakukan.

“Harga gabah saat ini berada di kisaran Rp6.500 per kilogram, cukup stabil dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.

Namun, Agus menambahkan bahwa di beberapa wilayah seperti Lemahabang, harga sempat anjlok hingga Rp5.000 per kilogram. Penurunan ini dipengaruhi oleh faktor cuaca buruk dan serangan hama. Ia juga mengingatkan bahwa harga yang diterima petani belum bersih karena masih ada biaya angkut dan pengemasan yang harus ditanggung.

Data yang diperoleh BPS dari survei dan pemantauan ini diharapkan menjadi rujukan strategis bagi pemerintah daerah, instansi pusat, dan pelaku pertanian. Informasi tersebut penting untuk menyusun kebijakan ketahanan pangan, perencanaan distribusi logistik, dan peningkatan kesejahteraan petani. Dengan produktivitas yang tinggi dan harga yang relatif stabil, Karawang kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu lumbung padi utama di Jawa Barat dan tingkat nasional.(Aufa)

0 Komentar