KBEonline.id – Darah adalah salah satu elemen vital dalam tubuh makhluk hidup yang berfungsi mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh bagian tubuh. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa warna darah bisa berbeda-beda, padahal dulu warna darah dianggap sama saja? Fenomena ini menarik untuk ditelusuri dari perspektif ilmiah sekaligus sejarah perkembangan makhluk hidup.
Secara mendasar, warna darah ditentukan oleh jenis pigmen yang mengikat oksigen di dalamnya. Pada manusia dan sebagian besar vertebrata, pigmen utama adalah hemoglobin yang mengandung zat besi. Hemoglobin inilah yang membuat darah tampak merah cerah ketika kaya oksigen dan merah gelap saat kekurangan oksigen. Warna merah darah ini sudah ada sejak jutaan tahun lalu, namun pemahaman manusia tentang variasi warna darah baru berkembang seiring kemajuan ilmu pengetahuan.
Di masa lalu, keterbatasan alat dan pengetahuan membuat manusia menganggap warna darah hewan dan manusia sama, yaitu merah. Padahal, secara biologis, warna darah bisa sangat bervariasi tergantung jenis makhluk hidup dan kondisi darah tersebut saat diambil.
Baca Juga:Seluruh Petugas Lapas Karawang Ikrar Zero Narkoba dan HPMau Dijual ke Palembang, KDM Enggan Mengakusisi Persikas Subang
Selain hemoglobin, ada makhluk hidup yang memiliki pigmen darah berbeda. Contohnya, beberapa moluska dan serangga memiliki darah berwarna biru karena menggunakan hemocyanin yang mengandung tembaga sebagai pengikat oksigen. Ada pula hewan dengan darah berwarna hijau yang menggunakan hemerythrin. Hal ini menunjukkan bahwa warna darah sangat beragam, menyesuaikan dengan evolusi dan adaptasi spesies masing-masing.
Perbedaan warna darah juga dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimia darah itu sendiri. Darah manusia yang kaya oksigen berwarna merah cerah, sementara darah yang kekurangan oksigen cenderung merah gelap. Selain itu, beberapa penyakit atau zat asing dalam darah dapat mengubah warnanya, seperti darah yang mengandung karbon monoksida yang berwarna merah terang namun berbahaya.
Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, manusia kini mampu mengamati warna darah secara lebih detail. Melalui mikroskop dan alat laboratorium, ilmuwan dapat mengidentifikasi berbagai pigmen dan komponen darah yang menentukan warna. Penemuan ini membuka wawasan baru tentang keanekaragaman hayati dan proses evolusi makhluk hidup.