KBEonline.id– Dari balik dapur rumah sederhananya di Karawang, seorang ibu rumah tangga yang bernama Tika berhasil membuktikan bahwa semangat, konsistensi, dan kreativitas bisa mengubah kehidupan.
Bermula dari kegiatan sederhana merawat anak dan membuat kue tanpa oven, kini usahanya telah berkembang hingga menjangkau ribuan pelanggan dan menghasilkan omzet hingga Rp20 juta per bulan.
Kisah ini dimulai usai Tika memutuskan berhenti dari pekerjaannya di media untuk fokus mengurus anak.
Baca Juga:Berburu Sepatu Skechers di Karawang Central Plaza, Modelnya Keren-keren, Super Nyaman Dipakai Kenapa Ya Saat Fokus Kita Sering Tanpa Sengaja Menjulurkan Lidah?
Kala itu, demi mengisi waktu di rumah, ia mulai bereksperimen membuat mille crepe meski belum memiliki oven sekalipun.
“Awalnya cuma buat mille crepe, dicoba sama suami katanya enak. Terus aku coba bikin beberapa, aku bagiin ke tetangga. Ternyata pada suka, akhirnya aku mulai jual,” kenangnya.
Tak disangka, respon positif terus mengalir. Ia memanfaatkan platform Facebook dan aplikasi pengantaran seperti Greenjack, Grab, dan Gojek untuk memperluas jangkauan.
Seiring waktu, promosi berpindah ke Instagram, dan kini TikTok menjadi kanal utama pemasarannya.
“Ternyata TikTok jangkauannya lebih luas lagi,” ujarnya.
Namun, ia menyadari bahwa bisnis tak cukup hanya dengan rasa enak dan pemasaran yang menarik.
Ia mulai mencari tahu soal legalitas dan prosedur usaha. Pencariannya membawanya pada program “UMKM Juara”, sebuah inisiatif pendampingan dari pemerintah.
Di situlah ia mulai mendalami dunia UMKM secara lebih serius.
“Diajari soal legalitas, aturannya, dan dibantu sampai proses pendaftarannya,” ucapnya.
Baca Juga:Kenapa Sih Otak Kita Cuma Bisa Fokus 20-30 Menit? Ini Jawabannya!Masa Akhir Pengampunan Pajak Makin Dekat, Dishub Siap-siap Hadapi Lonjakan Pengunjung Samsat Karawang
Tak sekadar belajar, ia pun berhasil menjadi juara pertama dalam program tersebut. Dari situ, ia didapuk menjadi pendamping UMKM, dan kini sudah memasuki tahun ketiganya sebagai mentor bagi para pelaku usaha pemula.
Tak berhenti di situ, ia pun diminta menjadi Ketua Paguyuban K2M, komunitas yang mewadahi pelaku UMKM binaan Dinas Koperasi dan UMKM.
“Ternyata, apa yang dulu saya impikan di alam bawah sadar seperti ingin kerja di luar bisa terwujud lewat jalan yang berbeda. Lewat UMKM ini saya justru dapat banyak koneksi, teman dosen, mahasiswa penelitian, dan sebagainya,” katanya.