“Faktor internal seperti tingkat pengangguran yang tinggi dan banyaknya PHK turut mempengaruhi turunnya daya beli masyarakat,” imbuhnya.
Tim pemantauan harga dari Dinas Perdagangan mencatat bahwa pasokan cabai dan bawang di Pasar Induk Cibitung meningkat lebih dari 35 persen dibanding kondisi normal.
Jika sebelumnya pasokan berkisar 60 ton per hari untuk masing-masing komoditas, saat ini volume tersebut melonjak tajam, sedangkan permintaan tetap.
Baca Juga:Jadwal Bioskop Trans TV hari ini Senin, 9 Juni 2025Preview Jepang vs Timnas Indonesia Pada Matchday 10 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
“Jadi apabila memperhatikan faktor-faktor tersebut saat ini Kabupaten Bekasi tidak mengalami tingginya inflasi bahkan saat ini terjadi deflasi yang masih dalam kondisi aman,” ungkapnya.
Menariknya, meskipun harga komoditas pertanian menurun, konsumsi masyarakat terhadap komoditas hasil industri seperti minyak goreng, tepung terigu, dan gula justru diklaim mengalami peningkatan.
Untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli, Pemerintah Kabupaten Bekasi menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat melalui program Operasi Pasar Murah Bersubsidi (OPADI).
“Operasi pasar ini kami fokuskan pada komoditas industri serta beras, agar masyarakat, khususnya golongan ekonomi bawah, tetap mendapatkan akses terhadap kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” jelasnya.
Oleh karena itu, kata Gatot, pihaknya juga terus menjalin kerja sama dengan Perum Bulog untuk menjaga distribusi dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok di pasar.
“Dengan suplai yang terjaga dan harga yang stabil, daya beli masyarakat diharapkan tetap bisa dipertahankan,” tandasnya. (Iky)