Jabar Dorong Sinergi Digitalisasi dan Ekonomi Tradisi untuk Jaga Stabilitas Ekonomi

Pemprov Jabar
Kendalikan laju inflasi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus memperkuat upaya menjaga stabilitas ekonomi.
0 Komentar

“Bukan hanya cepat cair, tapi kualitasnya juga harus baik agar dampaknya nyata dirasakan masyarakat,” tegas Herman.

Di sektor investasi, Jawa Barat masih menjadi primadona dengan capaian investasi sebesar Rp251 triliun pada tahun lalu, tertinggi secara nasional. Namun, tantangan ke depan adalah menjadikan investasi tersebut lebih inklusif.

“Selama ini investasi cenderung eksklusif, harus kita dorong agar tidak hanya padat modal dan teknologi, tapi juga padat karya agar menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal,” tambahnya.

Baca Juga:Tiga Rekomendasi Tempat Belanja Koper di The Grand Outlet Karawang, Ada Brand Legendaris Asal AmerikaKetua Peradi Apresiasi Langkah Bupati Tangani Jalan Rusak di Luar Kewenangan Daerah

Sektor ekspor-impor juga menjadi perhatian Pemprov Jabar. Dengan mendorong ekspor dan mengendalikan impor yang tidak produktif, perekonomian Jawa Barat diharapkan bisa tumbuh lebih sehat dan berkelanjutan.

“Jadi bukan hanya inflasi dan digitalisasi, tetapi juga investasi, belanja pemerintah, dan ekspor-impor harus berjalan beriringan,” ujarnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhammad Nur, turut menambahkan pentingnya kombinasi antara digitalisasi dan ekonomi tradisi. Selain itu, menurutnya peningkatan kualitas pendidikan juga menjadi faktor penting agar tenaga kerja lokal siap bersaing dan mendukung investasi, khususnya di sektor industri pengolahan.

“Dengan budaya kita membumi, dengan teknologi kita melangit. Itulah keunikan Jawa Barat,” tutup Herman.

Sinergi antara tradisi dan modernisasi inilah yang diyakini menjadi kekuatan Jawa Barat untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.(Aufa)

0 Komentar