KBEonline.id – Dalam acara State of Play Juni 2025, Sony PlayStation menghadirkan berbagai pengumuman game yang mengejutkan para gamer di seluruh dunia. Namun, salah satu yang paling mencuri perhatian adalah pengumuman resmi Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles—sebuah judul yang menjadi bentuk “kebangkitan” dari game strategi legendaris yang pertama kali dirilis hampir tiga dekade lalu.
Kabar ini langsung membangkitkan nostalgia, terutama bagi para penggemar Final Fantasy Tactics, yang dikenal tidak hanya lewat gameplay taktisnya yang kompleks, tetapi juga cerita mendalam yang sarat dengan isu politik, intrik kerajaan, dan pengkhianatan.
Dalam sesi wawancara usai pengumuman, sang Director Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles menyampaikan bahwa pesan-pesan politik yang disampaikan dalam game ini masih sangat relevan hingga saat ini, bahkan setelah 30 tahun sejak perilisannya yang pertama.
Baca Juga:15 Game Simulasi Kerja Paling Realistis, Serasa Jadi Profesional Beneran!Capcom Spotlight Juni 2025: Intip Sedikit Gameplay Resident Evil Requiem
“Kami tidak pernah menyangka bahwa banyak tema yang kami angkat—seperti konflik kelas sosial, perebutan kekuasaan, korupsi, hingga manipulasi atas nama agama dan negara—masih mencerminkan kondisi dunia saat ini,” ujar sang Director.
Ia menegaskan bahwa Final Fantasy Tactics bukan sekadar game strategi biasa, melainkan juga kritik sosial dan politik yang dibalut dalam narasi epik. Hal inilah yang membuatnya tetap dikenang dan dibicarakan, bahkan oleh generasi gamer yang lebih muda.
Director Final Fantasy Tactics Sebut Pesan Politik Gamenya Masih Relevan hingga Sekarang
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Denfaminicogamer, Yasumi Matsuno—sutradara sekaligus penulis skenario Final Fantasy Tactics—membuka tabir di balik proses kreatif game legendaris tersebut. Didampingi oleh beberapa staf penting yang terlibat dalam versi original dan proyek baru Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles, Matsuno membahas berbagai topik, salah satunya soal pesan politik dan sosial yang melekat kuat dalam game tersebut.
Meskipun dirilis hampir 30 tahun lalu, Final Fantasy Tactics masih dipuji sebagai salah satu game dengan narasi paling berani, terutama karena menyoroti isu politik dan ekonomi yang mencerminkan kondisi dunia nyata. Dan menurut Matsuno, hal itu bukanlah kebetulan.