Banyak anak kos bahkan menjadikan ayam geprek sebagai menu andalan. Ayam geprek sering jadi pilihan aman: tetap kenyang, tetap puas, dan tetap hemat. Entah kenapa, meski sering dimakan, ayam geprek itu gak pernah bikin bosan.
Sambal pedasnya pun punya kekuatan sendiri. Ada sensasi yang gak bisa dijelaskan ketika makan ayam yang baru digeprek langsung dengan cabai rawit. Pedasnya bisa disesuaikan dengan kemampuan perut, dari yang kalem sampai yang bikin bibir panas. Buat banyak orang, makan geprek itu seperti ajang pembuktian diri.
Ayam geprek juga punya nilai emosional. Bagi sebagian mahasiswa, ayam geprek bukan cuma makanan, tapi bagian dari kenangan masa kuliah. Mulai dari makan ramai-ramai setelah ujian, nugas bareng sambil pesan geprek, main di kos teman waktu lagi gabut, sampai nonton bareng dengan lauk ayam geprek. Banyak momen sederhana yang jadi berarti karena makanan ini.
Baca Juga:Viral di TikTok! Sarapan Enak Gak Perlu Mahal, Serba Ceban (SERBAN) Karawang Tawarkan Menu Pagi Serba Rp10.000Berdiri Sejak Abad 18, Kelenteng Sian Jin Ku Poh, Wisata Sejarah dan Religi di Karawang Penuh Pesona
Di tengah banyaknya makanan viral yang datang dan pergi, ayam geprek tetap bertahan. Justru, makin lama makin berkembang. Variasi makin banyak, pilihan sambal makin kreatif, dan penjual makin menjamur. Ini bukti kalau ayam geprek bukan tren sesaat, tapi sudah jadi bagian dari budaya makan anak muda.
Buat kamu yang anak kos, mahasiswa, atau siapa pun yang suka makanan praktis, murah, dan bikin puas—ayam geprek pasti pernah jadi bagian hidupmu. Kalau hari ini bingung mau makan apa, tenang aja. Jawabannya sering kali cuma satu: ayam geprek, lagi dan lagi.
Oleh: Zahra Khairunisa