Hingga kini, belum ada langkah konkret untuk membangun jalur air bersih, dan pemerintah provinsi pun belum menurunkan tim atau memberi kepastian kepada warga.
“Sudah lebih dari dua dekade kami hanya bergantung pada satu sumur di tengah pemakaman. Kami antre tiap hari, ratusan orang berebut air. Kami seperti diabaikan,” ungkap Siti.
Sebanyak 300 kepala keluarga atau sekitar 500 jiwa tinggal di wilayah tersebut. Warga berharap janji penyediaan air bersih tidak berhenti sebatas wacana.