KARAWANG, KBEonline.id – Memiliki rumah subsidi menjadi impian banyak keluarga. Namun, jalan menuju hunian impian itu tak selalu mudah. Hal ini dirasakan langsung oleh Siska Saraswati (32), warga Perumahan Bintang Sriamur Residence, Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi.
Siska menceritakan perjuangannya menabung selama hampir empat tahun demi mengumpulkan uang muka sebesar Rp13 juta untuk rumah subsidi. Selama itu, ia dan keluarganya tinggal di rumah kontrakan, mengandalkan penghasilan suaminya sebagai satu-satunya pencari nafkah.
“Hampir empat tahun lebih saya nabung, karena sambil ngontrak juga. Gaji suami saja yang dipakai, jadi dikumpulkan sedikit demi sedikit,” ujar Siska saat ditemui Cikarang Ekspres pada Rabu (02/7).
Baca Juga:Puluhan Warga Ketapang Protes, Kades Kalijaya Dituding Otoriter Ganti RT dan RW Tanpa MusyawarahHadiah Menarik Berhamburan! Yuk, Buruan Klaim Segera 45 Kode Redeem FF Bulan Juli 2025, Sebelum Kadaluarsa
Meski lokasi perumahan cukup jauh, harga yang ditawarkan dianggap terjangkau. Faktor ini membuat Siska mantap memilih rumah subsidi di Bintang Sriamur Residence.
“Dengan uang yang saya kumpulin, rumah ini lumayan murah dibanding yang lain. Jadi saya tertarik,” jelasnya.
Namun, di balik keputusannya itu, Siska sempat mengalami kendala dari pihak marketing perumahan. Ia mengaku berganti-ganti marketing dan nyaris tertipu saat proses awal pembelian.
“Tiba-tiba marketing-nya hilang kontak. Saya dilempar ke temannya, tapi temannya itu minta pembayaran tidak di rumahnya, bukan di tempat resmi,” ungkapnya.
Selain itu, proses pengajuan kredit juga berjalan lambat. Siska baru bisa menempati rumahnya setelah menunggu lebih dari satu tahun. Kini, ia tinggal di rumah tipe 36/60 dengan cicilan Rp1,3 juta per bulan.
Meski sudah memiliki rumah sendiri, Siska masih menghadapi tantangan lain. Jarak rumah dengan tempat kerja suaminya di Jakarta cukup jauh. Ia juga mengaku sempat mengalami gangguan saat proses pembangunan rumah akibat adanya pungutan liar dari oknum tak bertanggung jawab.
“Kadang suka sedih, sudah susah punya rumah tapi malah dipersulit. Pungli ini membebani banget,” ujarnya.
Baca Juga:Cek Bocoran Gaji Pensiun 2025 dari Taspen, Golongan I-IV Kira-kira dapat Berapa?Gak Perlu Khawatir! Inilah 8 Kopi yang Ramah untuk Lambung
Fasilitas umum yang dijanjikan saat promosi juga tak kunjung terwujud. Sejumlah fasilitas seperti masjid dan jembatan yang semula disebutkan oleh marketing, hingga kini belum tersedia di lingkungan perumahan.
“Dulu katanya ada masjid, ada jembatan, tapi ternyata nggak ada. Rasanya seperti dibohongi. Saya kecewa, karena yang disampaikan saat promosi berbeda dengan kenyataan,” kata Siska.