Fuad menjelaskan, Disnaker terus memfasilitasi proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial. “Kami utamakan penyelesaian secara bipartit. Jika tidak berhasil, baru dilakukan mediasi tripartit. Banyak kasus yang berhasil diselesaikan secara damai,” ujarnya.
Terkait perlindungan pasca-PHK, Fuad menyebut masih banyak pekerja yang belum memanfaatkan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dari pemerintah pusat. Program ini mencakup pelatihan kerja, bantuan uang tunai, serta penempatan kerja kembali.
“Kami dorong pekerja terdampak untuk segera mendaftar JKP agar bisa memanfaatkan fasilitas itu. Tapi memang, masih perlu sosialisasi yang lebih masif,” katanya.
Baca Juga:10 Rekomendasi Destinasi Wisata di Purwakarta yang Bisa Dikunjungi saat LiburanMirip Tapi Beda! Ini 7 Perbedaan Matcha dan Hojicha yang Harus Kamu Ketahui
Menghadapi lonjakan PHK, Disnaker Kabupaten Bekasi telah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Di antaranya pelatihan vokasi berbasis kebutuhan industri, pembinaan wirausaha baru, serta kolaborasi dengan perusahaan dan lembaga pelatihan kerja.
“Fokus kami tidak hanya mencatat jumlah korban PHK, tapi juga membuka peluang baru agar mereka bisa bangkit dan berdaya kembali,” pungkas Fuad.
Diketahui, berdasarkan situs resminya, PT Sanken Indonesia merupakan anak usaha dari perusahaan listrik asal Jepang, Sanken Electric Co. Ltd. Perusahaan ini awalnya bernama Toho Sanken Electric Co. Ltd saat didirikan pada 1946, sebelum berubah nama menjadi Sanken Electric Co. Ltd pada Juni 1962.
Sanken mulai beroperasi di Indonesia melalui PT Sanken Indonesia sejak 1997. Pabriknya berlokasi di Kawasan Industri MM2100, Block GG-8, Jalan Jawa, Jatiwangi, Kecamatan Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat.
Sejarah perusahaan ini berawal dari Laboratorium Riset Industri Toho yang didirikan pada Oktober 1937 untuk meneliti prototipe penyearah selenium. Setelah Perang Dunia II, kepala laboratorium semikonduktor Toho, Tetsuji Kotani, mengambil alih teknisi dan fasilitasnya, lalu mendirikan Toho Sanken Electric Co. Ltd.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Senin, 10 Februari 2020, posisi Presiden Direktur PT Sanken Indonesia dipegang oleh Yoshiyuki Sone dengan General Manager-nya adalah Makoto Koga.
Namun, informasi mengenai petinggi PT Sanken Indonesia cukup terbatas. Yang diketahui, Yoshiyuki Sone dan Makoto Koga pernah menjadi pembicara dalam Seminar UEC ke-7 di ASEAN 2020 serta Energi dan AI (Artificial Intelligence) ASEAN-UEC WS ke-2 2020 yang diadakan secara daring oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).