Kbeonline.id– Banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Bekasi. Hujan deras yang mengguyur sejak Senin (07/7) malam menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam permukiman warga di berbagai kecamatan.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi yang dihimpun kbeonline.id per Selasa siang (08/7) pukul 12.00 WIB menyebutkan, sebanyak 2.774 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 11.096 jiwa terdampak banjir.
Bencana ini menjadi salah satu yang terbesar sepanjang tahun ini, mengingat cakupan wilayah terdampak yang luas serta jumlah warga yang terpaksa mengungsi.
Baca Juga:Pemerintah Desa Karangraharja Cikarang Utara Dirikan Dapur Umum untuk Warga Terdampak BanjirLaut Mati, Tempat Airnya Bikin Kamu Melayang dan Gak Bisa Tenggelam, Kok Bisa Ya?
Banjir menyebar ke 13 kecamatan, di antaranya Babelan, Tambun Utara, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Sukakarya, Sukawangi, Kedungwaringin, Karang Bahagia, Setu, Cibarusah, dan Serang Baru.
Total ada 23 desa/kelurahan yang tercatat mengalami genangan dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 30 cm hingga lebih dari satu meter.
“Air mulai naik sejak malam. Saat pagi, sudah seleher orang dewasa. Kami tidak sempat menyelamatkan banyak barang,” kata Rohimah (66), warga Kampung Kaliulu, Desa Karangraharja, Kecamatan Cikarang Utara.
Akibat banjir ini, sebanyak 1.847 jiwa dari 463 KK harus mengungsi ke 6 titik pengungsian yang disiapkan BPBD dan pemerintah desa.
Di posko-posko tersebut, kondisi pengungsi cukup memprihatinkan. Banyak balita dan lansia yang mulai mengalami gangguan kesehatan.
“Kami sudah buka dapur umum, tapi kebutuhan terus meningkat. Makanan, air bersih, dan obat-obatan cepat habis,” ujar seorang relawan di salah satu titik pengungsian di Tambun Utara.
Berdasarkan laporan BPBD, kebutuhan mendesak yang belum terpenuhi secara memadai di lokasi pengungsian antara lain: Makanan siap saji dan air minum, Obat-obatan dan vitamin, Selimut dan alas tidur, Perlengkapan bayi dan wanita dan Pakaian bersih
Beberapa pengungsi bahkan belum mendapatkan bantuan dasar hingga hari kedua.
Baca Juga:Ikan Jatuh dari Langit? Fenomena Ajaib yang Terjadi Setiap Tahun di HondurasDewan Mumun Dorong Pemda Karawang Pilih Dewas Petrogas yang Kompeten dan Berintegritas
Disamping itu pemerintah daerah telah mengerahkan bantuan logistik, namun distribusi ke lokasi-lokasi banjir yang terisolasi masih menjadi kendala.
Seiring dengan meluasnya banjir, warga mulai mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam membenahi infrastruktur pengendali banjir.
Buruknya sistem drainase dan tidak maksimalnya program normalisasi sungai disebut sebagai penyebab utama banjir terus berulang.