kbeonline.id – Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) secara resmi menanggapi kebijakan anyar I League yang memperbolehkan setiap klub Super League (sebelumnya Liga 1) mendaftarkan hingga 11 pemain asing untuk musim 2025-2026.
Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, mengaku pihaknya memahami bahwa regulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kompetisi. Ia pun mengakui kehadiran pemain asing bisa menjadi sarana transfer ilmu kepada pemain lokal.
“APPI tidak mempermasalahkan berapa pun kuota pemain asing. Tapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana nasib jam terbang talenta lokal di Indonesia,” ujar Andritany dalam keterangan resminya, Rabu (9/7/2025).
Baca Juga:Transfer Anyar! Sylvain Atieda Jadi Amunisi Asing Baru Persik di Lini DepanTren Baru!! Talenta Brasil Dominasi Rekrutmen Pemain Asing Klub Liga 1
Meskipun niat regulasi ini terkesan positif, Andritany menegaskan bahwa dampaknya terhadap pemain lokal tak bisa diabaikan. Ia menilai kehadiran hingga 11 pemain asing per klub akan memangkas kesempatan bermain bagi pesepakbola Indonesia.
“Jika muara dari kompetisi berkualitas adalah prestasi Tim Nasional, maka kebijakan ini kontradiktif. Pelatih timnas Patrick Kluivert pernah menegaskan bahwa jika pemain tidak mendapat menit bermain di klub, mereka tidak akan mendapat kesempatan di timnas,” ucap Andritany menyoroti dampak jangka panjangnya.
APPI pun menyesalkan bahwa keputusan penting ini tidak melalui konsultasi dengan para pemain. Padahal, mereka adalah pihak yang akan terdampak langsung.
Berdasarkan survei internal APPI, mayoritas pemain Liga 1 mengaku keberatan dengan kebijakan ini. Mereka khawatir tidak lagi mendapat tempat di skuat utama klub, apalagi hanya ada satu kompetisi profesional yang aktif saat ini.
Andritany menyebutkan perhitungan logis dari dampak regulasi tersebut.
“Jika setiap klub memaksimalkan kuota 11 pemain asing, maka 198 pemain lokal akan kehilangan tempat di Super League. Akibatnya, mereka harus turun ke Championship (eks Liga 2), dan otomatis akan menyingkirkan pemain yang sudah ada di sana. Itu bisa membuat sekitar 198 pemain Championship terlempar ke Liga 3 atau jadi pemain amatir,” tegasnya.
Regulasi baru soal kuota pemain asing di Super League menuai sorotan serius dari APPI. Meskipun bertujuan meningkatkan kualitas kompetisi, kebijakan ini dinilai mengancam ekosistem pemain lokal. Penurunan jam bermain hingga risiko kehilangan pekerjaan menjadi kekhawatiran utama.