kbeonline.id – Regulasi baru PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) yang mengizinkan klub-klub peserta Super League (nama baru Liga 1 Indonesia) untuk mendaftarkan hingga 11 pemain asing, dengan 8 di antaranya bisa bermain sekaligus di lapangan, menuai kritik keras dari pengamat sepak bola nasional, Tommy Welly atau yang lebih dikenal sebagai Bung Towel.
Dalam pernyataannya di kanal YouTube pribadinya, Rabu (9/7/2025), Bung Towel menyebut regulasi tersebut ironis dan tidak berpijak pada realita lapangan. Pasalnya, kebijakan itu dikeluarkan di tengah masih banyaknya isu penunggakan gaji oleh beberapa klub peserta kompetisi.
“Berita tentang klub nunggak gaji masih terus berhembus, lalu sekarang malah diberi keleluasaan untuk daftarkan 11 pemain asing dan 8 dimainkan. Ini paradoks. Ironis. Tidak membumi,” tegas Bung Towel.
Baca Juga:Persib Tak Lolos ke Final, Bojan Hodak Fokus Ambil Sisi PositifAPPI Soroti Regulasi 11 Pemain Asing di Super League: Jam Terbang Pemain Lokal Terancam
Menurutnya, PT LIB dan pihak terkait belum menjelaskan secara komprehensif dasar dan tujuan teknis dari kebijakan ini. Bung Towel mempertanyakan visi jangka panjang dari kompetisi bila terlalu bergantung pada pemain asing tanpa menyusun kerangka pembangunan berkelanjutan bagi talenta lokal.
Ferry Paulus, selaku Direktur Utama PT LIB, menyatakan bahwa tujuan utama dari penambahan kuota asing adalah untuk mendongkrak daya saing klub Indonesia di level Asia. Namun, Bung Towel meragukan efektivitasnya.
“Bukan soal jumlah, tapi kualitas. Mayoritas pemain asing yang datang ke sini kualitasnya biasa-biasa saja. Hanya segelintir yang benar-benar mengangkat performa tim,” ungkapnya.
Ia juga menilai, dalam praktiknya, ketika klub merekrut 11 pemain asing, hampir semua akan dipasang sebagai starter. Artinya, hanya akan tersisa tiga slot pemain lokal di dalam susunan utama pertandingan.
Dengan berkurangnya jam bermain pemain lokal, Bung Towel mengingatkan bahwa dampaknya akan langsung terasa pada regenerasi Tim Nasional Indonesia. Pelatih timnas akan kesulitan mencari pemain berkualitas jika talenta lokal tidak diberi kesempatan berkembang di level klub.
“Pelatih timnas seperti Patrick Kluivert pernah bilang, ‘Kalau tidak ada menit bermain, kamu tidak bisa dapat kesempatan.’ Ini pernyataan yang sangat tepat. Klub harusnya jadi tempat pembibitan, bukan justru jadi kuburan menit bermain pemain lokal,” ujar Bung Towel.