Indra menegaskan bahwa PSSI tidak tinggal diam. Salah satu langkah konkret adalah menggandeng tenaga ahli dari Jepang untuk membantu memperkuat sistem tata kelola liga dan meningkatkan kualitas kompetisi secara menyeluruh.
“Kualitas butuh proses. Itu yang sedang kami lakukan,” kata Indra. Ia juga membantah bahwa kompetisi Indonesia stagnan, dengan menegaskan keberadaan Liga 1 hingga Liga 4 sebagai bukti sistem kompetisi berjenjang sudah terbentuk.
Regulasi pemain asing di Super League 2025-2026 memang terlihat ambisius. Namun seperti disampaikan banyak pihak, ambisi tanpa perencanaan matang bisa menjadi bumerang.
Baca Juga:Jordi Amat Puji Super League: Kompetisinya Ketat dan Menantang!Dipertahankan! Pemain Keturunan Belanda-Indonesia Tetap Jadi Bagian Persis Solo
Indra Sjafri mungkin tidak menolak, namun pernyataan bahwa “semua harus dikaji lebih dalam” adalah sinyal bahwa langkah besar ini harus ditopang dengan visi, konsistensi, dan kesiapan seluruh ekosistem sepak bola nasional.
Satu hal pasti, masa depan pemain lokal Indonesia kini berada di persimpangan jalan. Apakah regulasi ini menjadi loncatan besar atau justru batu sandungan, waktu yang akan menjawab.