KBEonline.id – Kejahatan lingkungan makin menjadi-jadi jadi. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi kalang kabut mengungkap pelaku pencemaran Kali Cilemahabang.
Kompleksitas kawasan yang terdiri dari permukiman padat hingga zona industri menjadi tantangan utama dalam penanganan pencemaran sungai yang terus berulang tiap tahun.
Kepala DLH Kabupaten Bekasi, Syafri Donny Sirait, mengatakan pihaknya masih melakukan investigasi untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pencemaran tersebut.
Baca Juga:Ternyata, Semut Juga Bisa Jadi Petani Jamur! Gimana Caranya?Mau Coba Suki Enak dan Seru? Intip Yuk Sensasi Makan di Red Suki Bekasi & Karawang
“Karena aktivitas manusia sangat banyak di situ, mulai dari kawasan industri, rumah sakit, pelaku usaha kecil, UMKM, hingga masyarakat umum. Kami sedang mengidentifikasi siapa pelakunya,” ujar Donny kepada kbeonline.id.
Menurut Donny, sumber pencemaran tidak berasal dari satu pelaku saja. Bahkan, setiap tahunnya bisa berganti-ganti.
Tentu saja hal ini menyulitkan upaya penindakan karena pelaku pencemar sebelumnya belum tentu sama dengan pelaku saat ini.
“Selalu berulang setiap tahun karena pelaku pencemaran tidak selalu sama. Yang kemarin sudah kita tindak, berbeda dengan pencemar sekarang. Kami sudah turunkan tim untuk melakukan identifikasi lebih lanjut,” katanya.
Dari hasil identifikasi sementara, ditemukan sejumlah pelaku industri membuang limbah langsung ke sungai tanpa proses pengolahan sesuai baku mutu.
Beberapa perusahaan juga kedapatan tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL), sementara yang memiliki IPAL justru tidak mengoperasikannya.
“Kami sudah memberikan sanksi kepada mereka yang melanggar. Kami yakin pelaku usaha yang telah dijatuhi sanksi telah memperbaiki dan patuh terhadap peraturan yang berlaku,” lanjut Donny.
Baca Juga:Keluarga Adalah Tempat Cinta Kembali, Berikut Rekomendasi Film Bertema Keluarga yang Menyentuh HatiRamen 1: Sensasi Ramen Otentik Jepang Kini Hadir di Karawang dengan Harga Terjangkau
Namun, ia menegaskan bahwa upaya identifikasi terus dilakukan secara bertahap karena keterbatasan sumber daya dan luasnya objek pemeriksaan.
“Ini bertahap, tidak bisa selesai dalam satu waktu. Kami terus awasi agar semua pelaku taat pada aturan,” ujarnya.
Fenomena pencemaran ini kembali menjadi sorotan publik setelah busa putih tebal memenuhi aliran Kali Cilemahabang. Kejadian itu viral di media sosial dan memantik kekhawatiran warga sekitar.
Irfan Sanusi (32), warga setempat mengungkapkan kejadian seperti ini sudah sering terjadi.
“Sekitar jam 08.00 pagi, busa banyak sekali. Ikan-ikan juga terlihat mabuk, mungkin karena pengaruh limbah,” ujarnya.