Meski secara administratif hal ini merupakan bagian dari rotasi dan evaluasi jabatan pimpinan tinggi pratama, konteksnya tak bisa dilepaskan dari perubahan kepemimpinan daerah pasca-Pilkada 2024. Apalagi, Sekda kerap menjadi posisi strategis yang dipertaruhkan antara stabilitas birokrasi dan kekuatan politik.
“Alhamdulillah, mohon doanya. Saya juga dengan Pak Sekda (Dedy Supriyadi) secara personal tidak ada masalah, kami sahabat. Kita menjalin hubungan silaturahmi dengan baik,” kata Ade Kuswara Kunang baru-baru ini.
Meski demikian, ia menyebut bahwa perubahan posisi Sekda merupakan hal yang lumrah pasca pemilihan kepala daerah. Menurutnya, dinamika serupa terjadi di banyak daerah lain.
Baca Juga:Mie Tarik dan Nasi Bakar dalam Satu Kedai, Kenikmatan Ganda di The Grand Outlet KarawangBikin Gaya Makin Segar dengan Sentuhan Lautan, Intip Koleksi Nautica di The Grand Outlet Karawang!
“Ini menjadi konsekuensi Pilkada. Bukan hanya di Kabupaten Bekasi, di kabupaten atau kota lain juga seperti itu. Biasanya Sekda diganti berdasarkan musyawarah dengan tim-tim sukses kita,” ucapnya.
Saat ditanya mengenai kemungkinan mutasi Sekda saat ini, Dedy Supriyadi, ke jenjang lebih tinggi atau tetap bertugas di Bekasi, Ade menjelaskan bahwa hal itu masih dalam tahap pembicaraan.
“Itu tergantung. Saya baru satu kali bertemu Pak Sekda untuk membahas ini. Mungkin nanti kami akan kembali bertemu. Beliau juga sedang mempertimbangkan, ingin masuk ke circle yang mana,” kata Ade.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bekasi masih menunggu arahan lebih lanjut dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait pembentukan panitia seleksi (Pansel) dan tahapan uji kompetensi yang akan dijalankan. (Iky)