KBEonline.id – Aku masih ingat malam pertama ketika rasa nyeri itu mencapai puncaknya. Aku terbangun pukul dua dini hari dengan rasa perih di punggung yang menjalar hingga ke paha. Duduk salah, berbaring pun terasa menyakitkan. Aku hanya bisa memeluk lutut sambil berharap rasa nyerinya reda. Di momen itulah aku sadar, ini bukan lagi soal kenyamanan kerja, ini tentang kesehatanku yang terus menurun diam-diam.
Nyeri yang Tak Terlihat, Namun Mengganggu
Keesokan harinya, aku benar-benar tak sanggup masuk kerja. Aku akhirnya menghubungi HRD dan menjelaskan kondisiku. Untungnya, kantorku cukup suportif, dan mereka menyarankan agar aku segera berkonsultasi ke rumah sakit. Aku pun mulai mencari informasi soal layanan nyeri di Karawang dan menemukan nama RS Lira Medika muncul berkali-kali, terutama tentang program KABARI yang mereka jalankan.
Perasaan ragu sempat menghampiri. Aku bukan tipe orang yang terbiasa datang ke rumah sakit untuk urusan nyeri. Tapi dorongan dari seorang teman, yang kebetulan juga pernah menjalani terapi di RS Lira Medika, membuatku memberanikan diri untuk mendaftar.
KABARI: Titik Balik dalam Perjuangan Melawan Nyeri
Baca Juga:Lagi Cari Parfum yang Unik dan Branded? Fix, Mampir Aja ke Perfumes Outlet by Aura di Grand Outlet KarawangRahasia 8 Kuliner Taman Galuh Mas Karawang: Dari Makan di Pesawat hingga Ramen Favorit yang Bikin Nagih!
Ketika akhirnya aku melangkahkan kaki ke RS Lira Medika, suasana rumah sakit yang bersih dan penuh senyum ramah petugasnya langsung menenangkan. Aku disambut di ruang KABARI dengan keramahan yang tak dibuat-buat. Tim medisnya, terutama perawat yang pertama kali menyambutku, mendengarkan keluhanku dengan sabar sebelum mengarahkanku ke dokter spesialis ortopedi.
Di ruang konsultasi, aku bertemu dr. David Simorangkir, Sp.OT. Beliau menyambutku dengan senyum hangat dan mendengarkan kisahku tanpa memotong. Bukan hanya mendengarkan, tapi beliau juga membuatku merasa bahwa apa yang kualami valid, bahwa rasa nyeri yang kualami bukan sesuatu yang harus kutahan sendiri. Dengan bahasa yang mudah dimengerti, beliau menjelaskan kemungkinan penyebab nyeri, serta langkah-langkah yang bisa diambil melalui program KABARI.
Aku merasa seperti mendapat peta yang membimbingku keluar dari rasa nyeri yang selama ini menghantui. Dr. David menjelaskan bahwa program KABARI memiliki empat pilar utama: preventif, kuratif, rehabilitatif, dan edukatif-promotif. Yang paling menenangkan, setiap langkah dalam program ini disesuaikan dengan kondisi pasien secara personal. Tak ada prosedur yang dipaksakan. Semuanya dijalankan secara bertahap dan manusiawi.