Rasa takut yang dulu menghalangiku untuk berobat perlahan sirna. Aku mulai memahami bahwa penanganan nyeri tidak harus berakhir di meja operasi. RS Lira Medika memberiku bukti nyata bahwa teknologi medis yang canggih bisa berjalan beriringan dengan sentuhan manusia yang hangat. Dan itu membuat proses penyembuhan terasa lebih ringan.
Aku juga sempat bertemu langsung dengan dr. Ronny Novianto M.Kes, Direktur Utama RS Lira Medika. Beliau datang menyapa beberapa pasien di ruang tunggu KABARI, termasuk aku. Dengan nada bicara yang tenang, ia berkata bahwa program ini bukan hanya soal layanan medis, tapi juga komitmen untuk mendampingi masyarakat Karawang agar hidup lebih sehat. Kalimat itu menguatkanku. Sebuah rumah sakit yang tidak hanya merawat tubuh, tapi juga memelihara semangat pasiennya, adalah anugerah.
Menyusuri Jejak Harapan: Dari Pasien untuk Pasien
Kini, hampir dua bulan sejak aku memulai perjalanan bersama KABARI, rasa nyeri di punggungku jauh berkurang. Aku bisa kembali duduk lebih lama tanpa rasa sakit menusuk. Tidur malamku menjadi lebih nyenyak. Dan yang paling penting, aku kembali merasa bisa menjalani hari dengan penuh harapan.
Baca Juga:Lagi Cari Parfum yang Unik dan Branded? Fix, Mampir Aja ke Perfumes Outlet by Aura di Grand Outlet KarawangRahasia 8 Kuliner Taman Galuh Mas Karawang: Dari Makan di Pesawat hingga Ramen Favorit yang Bikin Nagih!
Setiap kali aku melangkah di koridor RS Lira Medika, ada rasa hangat yang tak bisa dijelaskan. Aku merasa tempat ini bukan hanya rumah sakit, tapi ruang aman di mana aku diterima sebagai manusia yang sedang berproses untuk sembuh. Jejak harapan itu terasa nyata di setiap sapa hangat petugas, di setiap sesi terapi, dan di setiap percakapan kecil yang memberiku kekuatan.
Melalui kisah ini, aku berharap lebih banyak warga Karawang menyadari bahwa nyeri bukan sesuatu yang harus ditanggung sendiri. Program KABARI hadir bukan hanya sebagai solusi medis, tapi juga sebagai teman seperjalanan dalam merawat diri. Karena di balik setiap rasa sakit, selalu ada harapan untuk pulih, selama kita berani mengambil langkah pertama.
(Vio, Lili)