KBEonline.id- Dalam obrolan soal sistem pendidikan, kita sering mendengar satu negara yang selalu dijadikan panutan: Finlandia.
Negara ini memang dikenal karena pendekatannya yang lebih manusiawi, kurikulum yang fleksibel, dan kualitas guru yang sangat baik.
Tapi ketika bicara tentang pendidikan di Indonesia, pertanyaannya bukan sekadar bisa meniru atau tidak. Yang lebih penting adalah: apa sebenarnya tujuan kita membangun sistem pendidikan?
Baca Juga:5 SMA Swasta Favorit di Karawang Barat, Nomor 1 Sudah Diacungi Jempol Oleh Bupati!Kok Bisa? Ini Alasan Air Panas Kadang Beku Lebih Cepat daripada Air Dingin!
Pendidikan bukan soal menyalin sistem dari negara lain, tapi tentang menciptakan sistem yang bekerja sesuai dengan kebutuhan, tantangan, dan karakter bangsa sendiri. Di Indonesia, tantangan itu sangat nyata.
Mulai dari kualitas infrastruktur sekolah yang belum merata, beban administratif yang tinggi pada guru, hingga tekanan belajar yang sering kali berfokus pada angka, bukan pemahaman.
Sementara itu, setiap generasi muda menghadapi tantangannya masing-masing. Di tengah dunia yang terus berubah, kemampuan untuk berpikir kritis, bekerja sama, dan menjaga empati jadi jauh lebih penting ketimbang sekadar hafalan rumus atau peringkat kelas.
Sayangnya, ruang untuk belajar hal-hal itu masih belum sepenuhnya tumbuh dalam sistem pendidikan kita.
Di banyak tempat, pendidikan masih dianggap sebagai jalur untuk mencapai gelar dan pekerjaan, bukan sebagai proses membentuk karakter dan membangun kesadaran hidup bersama.
Padahal, tugas utama pendidikan adalah menjadikan manusia lebih utuh. Tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga peka terhadap sesama dan lingkungan.
Menjadi guru, misalnya, seharusnya tidak hanya soal mengajar pelajaran, tapi juga membimbing. Namun ketika kesejahteraan guru masih menjadi perdebatan, sulit berharap mereka bisa sepenuhnya fokus pada peran mulianya.
Baca Juga:5 SMP Negeri Terbaik di Bekasi, Sekolah Berkualitas untuk Generasi Emas!5 SMP Swasta Terbaik di Bekasi yang Menawarkan Pendidikan Berkualitas dan Kompetitif
Begitu juga dengan siswa yang hidup di daerah-daerah dengan keterbatasan akses: listrik tidak selalu tersedia, sinyal tidak selalu stabil, dan perpustakaan bisa jadi hanya ada dalam angan.
Kita tidak bisa berharap perubahan datang secepat kilat, tapi kita juga tidak bisa terus-menerus menunda.
Pendidikan bukan proyek instan, ia harus dilihat sebagai investasi jangka panjang yang dijalankan dengan konsistensi, kepedulian, dan keberanian untuk bertanya: apakah sistem ini benar-benar membantu anak-anak kita tumbuh?