BEKASI, KBEonline.id – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Bekasi mendapat tambahan satu unit mobil pemadam kebakaran pada tahun 2025. Kabar itu semestinya menjadi angin segar di tengah meningkatnya kebutuhan layanan kebakaran dan penyelamatan di 23 kecamatan.
Namun realitanya tidak seindah itu. Tambahan armada tidak diiringi dengan tambahan personil. Akibatnya, mobil baru yang semestinya meningkatkan daya respons di lapangan, justru membuat kinerja petugas semakin terbebani.
Kepala Disdamkarmat Kabupaten Bekasi, Adeng Hudaya, menyampaikan keprihatinannya terkait kondisi ini. Menurut dia, dalam standar operasional prosedur (SOP), satu unit mobil pemadam harus dijalankan oleh 18 orang yang dibagi ke dalam tiga regu. Satu regu bertugas 24 jam, dua hari libur.
Baca Juga:Tingkatkan Nasionalisme dan Jiwa Kepemimpinan Siswa, Disdikpora Karawang Gelar LDKS OSIS SMP 2025Pengen HP Game Lancar dan Murah? Ini Dia 10 HP Gaming 1 Jutaan Terbaik 2025 yang Ramah di Kantong
“Satu mobil itu seharusnya punya tiga regu. Satu regu isi enam orang. Jadi totalnya 18 personil untuk satu unit. Tapi sekarang, kita cuma bisa turunkan empat orang per mobil,” ujar Adeng kepada Cikarang Ekspres Selasa (22/7).
Adeng menjelaskan, dalam operasional pemadaman, minimal dibutuhkan formasi lengkap: seorang sopir, seorang operator kran, dua orang pemegang nozzle (selang), serta seorang komandan regu (danru).
“Sekarang sih seadanya aja. Yang penting bisa jalan, ada yang bawa mobil, buka kran, dan pegang selang. Tapi itu jauh dari ideal,” tambahnya.
Kabupaten Bekasi dengan 23 kecamatan dan jumlah penduduk mencapai hampir 3 juta jiwa, merupakan wilayah padat dengan potensi risiko kebakaran cukup tinggi. Mulai dari kawasan industri, padat permukiman, pasar tradisional, hingga perkampungan di pelosok, semua menjadi wilayah layanan Disdamkarmat.
Namun dengan sumber daya manusia yang minim, efektivitas layanan pemadam terancam. “Jangankan bicara cepat tanggap, kadang kita kewalahan karena jumlah orangnya tidak cukup untuk pengoperasian satu mobil saja,” imbuhnya.
Sementara di sisi lain, mobil pemadam tidak bisa hanya dijadikan etalase atau simbol kesiapsiagaan. Mobil yang siap beroperasi tanpa tim yang cukup hanya akan menjadi alat mati.
“Kalau tahun ini satu unit sudah masuk, dan rencananya tahun depan satu lagi, maka seharusnya kami juga diberikan tambahan personil. Tambah mobil tanpa tambah orang, ya jalan kita jadi terengah,” katanya.