KBEonline.id – Belakangan ini, peraturan baru di Jawa Barat soal larangan membawa sepeda motor ke sekolah mulai ramai dibicarakan. Bukan cuma di kalangan siswa, tapi juga orang tua dan guru. “Kenapa sih siswa SMA atau bahkan SMP dilarang bawa motor ke sekolah, padahal cuma jarak dekat?” Atau, “Kan udah bisa bawa motor, masa harus nunggu punya SIM dulu?”
Nah, ternyata ada alasan penting di balik larangan ini, khususnya di Jawa Barat, yang mulai serius diterapkan sejak pertengahan 2025. Tentu ada sisi positif dan tantangan yang menyertainya.
Bukan Sekadar Masalah Motor, Tapi Soal Keselamatan!
Kebijakan ini intinya sederhana yakni siswa yang belum punya SIM, terutama yang masih di bawah usia 17 tahun, tidak boleh membawa motor ke sekolah. Ini berlaku mulai dari tingkat SD, SMP, sampai SMA/SMK. Pemerintah menegaskan bahwa ini adalah bagian dari penegakan hukum, sesuai dengan Undang-Undang Lalu Lintas.
Baca Juga:Kenapa Ya Anjing Suka Tidur di Kaki Pemiliknya? Ini Jawabannya Bikin Hati Meleleh!Para Kreator Kumpul, Galaxy S25 Edge Hadir sebagai Perangkat Andalan bagi Para Pembuat Konten
Tujuan utamanya? Meningkatkan keselamatan pelajar dan menurunkan angka kecelakaan yang melibatkan pengendara di bawah umur. Apalagi, data menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas cukup sering melibatkan pelajar yang belum cukup umur untuk berkendara.
Dampak Positifnya Cukup Jelas:
– Mengurangi pelanggaran lalu lintas oleh siswa.
– Menanamkan kesadaran hukum sejak usia dini.
– Mendorong siswa menggunakan moda transportasi yang lebih aman atau legal.
Meskipun terlihat dengan jelas bahwa kebijakan ini memiliki manfaat yang sangat baik namun belum semua keluarga bisa menanggapi kebijakan ini dengan mudah. Mengingat banyaknya tantangan yang hadir karena kebijakan ini.
Tantangan di Lapangan
Buat sebagian orang tua, aturan ini justru bikin situasi jadi lebih rumit. Banyak yang harus mengantar anak mereka ke sekolah karena:
– Rumah cukup jauh dari sekolah.
– Transportasi umum belum menjangkau wilayah tempat tinggal mereka secara memadai.
– Sekolah tidak searah dengan lokasi tempat kerja.
Artinya? Mereka bisa terlambat bekerja dabagi sebagian keluarga, keterlambatan ini bukan cuma soal jam, tapi bisa berdampak langsung pada penghasilan atau kedisiplinan kerja.
Sementara itu, siswa yang terbiasa mandiri naik motor juga harus menyesuaikan diri. Tidak semua merasa nyaman bergantung pada angkutan umum yang jadwalnya tidak selalu bisa diandalkan. Di sinilah tantangan nyata kebijakan ini terasa.