Selain dilarang membawa kendaraan siswa juga diwajibkan hadir di sekolah pada pukul 06.30, berarti untuk siswa yang rumahnya jauh dari sekolah harus bangun dan bersiap lebih awal dan menyesuaikan dengan jadwal adanya angkutan umum atau jam kerja orang tua, bahkan orag tua juga harus menyesuaikan jam masuk sekolah anak,
Adakah Solusi Tengahnya?
Pemerintah daerah sempat menyebut ada toleransi bagi siswa di daerah terpencil atau sulit dijangkau. Artinya, kebijakan ini tetap punya ruang untuk adaptasi. Tapi, realisasinya tentu perlu pengawasan dan koordinasi yang rapi, terutama antara sekolah, pemerintah daerah, dan orang tua.
Beberapa daerah juga mulai menggulirkan opsi transportasi sekolah gratis. Jika ini bisa diperluas dan dijalankan secara konsisten, tentu akan membantu banyak keluarga. Hal ini sangat diharapkan oleh masyarakat yang memang memerlukan, bukan hanya memudahkan tapi juga bisa menjadi keselamatan siswa.
Baca Juga:Kenapa Ya Anjing Suka Tidur di Kaki Pemiliknya? Ini Jawabannya Bikin Hati Meleleh!Para Kreator Kumpul, Galaxy S25 Edge Hadir sebagai Perangkat Andalan bagi Para Pembuat Konten
Larangan membawa motor ke sekolah bukan semata soal melarang, tapi soal keselamatan, kesadaran hukum, dan tanggung jawab. Namun, perlu juga diingat bahwa kebijakan yang baik harus dibarengi dengan infrastruktur pendukung dan empati terhadap situasi nyata masyarakat.
Apakah ini kebijakan yang tidak bisa diganggu gugat? Tidak juga. Justru, sekaranglah saatnya semua pihak orang tua, sekolah, dan pemerintah berdialog. Bukan untuk saling menyalahkan, tapi mencari titik temu bagaimana anak-anak tetap aman di jalan, tanpa membuat orang tua kewalahan setiap pagi.
Karena pada akhirnya, keselamatan memang penting. Tapi memastikan semua bisa menjalani harinya dengan layak dan manusiawi, juga sama pentingnya. (L. Fidini Rizqi)