KBEonline.id – Ahmad Tohari, salah satu sastrawan dan budayawan Indonesia yang menghasilkan karya-karya yang terkenal dan monumental.
Ia memanfaatkan karya sastra sebagai medium untuk mengungkapkan pemikiran-pemikirannya tentang kehidupan sosial dan budaya yang terjadi di sekitarnya.
Ahmad Tohari kerap kali menjadikan pengalaman hidupnya sebagai sumber inspirasi tentang potret sosial, isu sosial, dan kritik terhadap rezim ke dalam karya-karya sastra.
Baca Juga:Polres Karawang Bangun SPPG, Wujud Nyata Dukung MBGMahasiswa Asing Meriahkan Wisuda UNSIKA Tahun Akademik 2024/2025
Dengan gaya bahasa sederhana mampu membawa pembaca mengalir menikmati bacaan, sekaligus menyegarkan pemikiran kritis terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam setiap ceritanya.
Berikut ini empat karya Ahmad Tohari yang patut kamu baca:
1. Mata yang Enak Dipandang (2013)
Buku ini terdiri dari kumpulan 15 cerita pendek dengan menyoroti tentang kehidupan dari manusia-manusia pinggiran dan kelas bawah dengan balutan kisah yang berisi masalah sosial.
15 cerita pendek dengan beragam tema sosial yang diangkat dari rencana dan ikhtiar manusia, keyakinan dan kesalahan manusia yang tak luput dari dosa, dan stigma masyarakat terhadap hal yang dianggap negatif.
Pada buku ini terdapat banyak kisah moral yang dijadikan pengingat sebagai manusia untuk menumbuhkan nilai-nilai sosial kepada sesama.
2. Orang-orang Proyek (2002)
Novel yang berlatarbelakang kehidupan desa dibalut dengan konflik realitas sosial yang apik.
Menceritakan tentang Kabul, seorang insinyur muda yang hidup idealis di tengah gemerlap korupsi di kanan dan kirinya dalam membangun proyek jembatan di desa.
Proyek yang digunakan memudahkan jalannya masyarakat desa tetapi ternyata sebagai mudahnya jalan untuk korupsi bagi para penguasa. Jembatan ini juga sebagai ajang pamer bagi politisi untuk merayakan HUT Partai tetapi tidak mengindahkan keselamatan standar jembatan yang dibangun.
Baca Juga:Sosialisasikan Penertiban PKL, Pedagang di Kecamatan Cikarang Selatan Keluhkan Pungli Ormas dan Minta Solusi Purwakarta Resmi Bentuk 192 Koperasi Merah Putih, Diresmikan Langsung Presiden Prabowo Subianto
Di tengah tajamnya gesekan kejahatan, Kabul berusaha teguh dan mencoba memperbaiki situasi tetapi ternyata membuat dirinya harus merelakan kariernya sebagai insinyur muda.
3. Di Kaki Bukit Cibalak (1986)
Sebuah novel yang mengisahkan tokoh Bernama Pambudi, pemuda yang hidup di Desa Tanggir. Desa yang dahulunya penuh dengan segala hal tradisional, kini berubah dengan peralatan modern yang memudahkan para petani dalam menjalani aktivitasnya.
Permasalahan timbul ketika pemilihan desa, di mana terdapat salah satu calon yang memiliki uang banyak dan menjadi terpilih sebagai kepala desa.