Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Salah satu pendekatan yang bisa diterapkan adalah dengan memperbaiki cara belajar. Fokuslah pada pemahaman, bukan hanya pengulangan. Ketika mempelajari sesuatu, cobalah untuk menjelaskan kembali dengan kata-kata sendiri atau bercerita tentang topik itu kepada orang lain. Aktivitas ini akan membantu otak membentuk jalur memori yang lebih kuat. Kita juga bisa mengaitkan informasi baru dengan pengalaman pribadi atau cerita yang sudah kita pahami sebelumnya. Semakin emosional atau bermakna suatu informasi bagi diri kita, semakin besar kemungkinan otak menyimpannya dalam waktu lama.
Selain itu, konsistensi lebih penting daripada durasi. Belajar secara singkat tapi rutin lebih efektif daripada memaksakan diri belajar dalam waktu lama tapi jarang. Berikan juga jeda bagi otak untuk beristirahat. Saat kita terlalu lama memaksa diri menyerap informasi, otak akan kelelahan dan tak mampu bekerja dengan maksimal. Justru pada saat istirahatlah, otak melakukan proses penguatan ingatan secara alami.
Hal lain yang tak kalah penting adalah mengenali waktu terbaik bagi kita untuk fokus. Setiap orang punya ritme biologis yang berbeda. Ada yang lebih mudah fokus di pagi hari, ada yang justru lebih produktif di malam hari. Mengenali waktu terbaik versi diri sendiri akan membantu proses belajar jadi lebih efektif dan menyenangkan.
Baca Juga:Ustaz AS Bantah Lecehkan Mahasiswi, Ngaku Sudah Pacaran 6 Bulan, Begini Reaksi KorbanPertarungan Tabloid Nyata vs Jawapos di Pengadilan Negeri Surabaya, Adu Bukti Kepemilikan
Pada akhirnya, kemampuan mengingat bukanlah bakat tetap yang dimiliki sejak lahir, tapi kemampuan yang bisa dilatih, dipertajam, dan diperkuat seiring waktu, selama kita tahu cara yang tepat. Jadi ketika kamu merasa sering lupa, jangan buru-buru menyalahkan otakmu. Mungkin yang perlu dikoreksi bukan memorinya, tapi caramu merawat dan mengajaknya bekerja sama.
Belajar bukan soal seberapa banyak yang bisa kita baca atau hafalkan dalam sehari, tapi seberapa dalam kita bisa memahami, mengaitkan, dan menyimpannya dalam pikiran.
Otak bukan tempat penyimpanan pasif, ia aktif, dinamis, dan butuh diajak berkomunikasi. Saat cara belajarmu berubah, daya ingatmu pun akan ikut berubah.
Oleh: Cintya Noor Marlianti