Janji Tinggal Janji, Tak Ada Solusi Banjir Terus Berulang, 80 Persen Warga The Arthera Hills 2 Pilih Hengkang

Perumahan the arthera hills 2
Perumahan The Arthera Hill 2 Serang Baru Sudah 6 Kali Kebanjiran.
0 Komentar

KBEonline.id– Lebih dari 80 persen warga penghuni Perumahan The Arthera Hills 2 di Desa Jayasampurna, Kecamatan Serangbaru, Kabupaten Bekasi, memilih angkat kaki meninggalkan rumah impian mereka.

Adapun keputusan mereka meninggalkan rumah juga bukan tanpa alasan. Sebab, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, kawasan permukiman tersebut telah enam kali terendam banjir.

Genangan air yang datang silih berganti merendam ratusan rumah warga membuat warga frustrasi. Saat ini, warga menilai janji pengembang dan pemerintah daerah untuk menangani persoalan banjir hanya sebatas ucapan.

Baca Juga:4 MAN Unggulan di Karawang, Pilihan Pendidikan Agama dan Umum Terbaik!Rekomendasi Restoran Jepang di Summarecon Villaggio Outlets Karawang, Lengkap dengan Menu dan Harga!

Sementara itu, ancaman banjir susulan terus membayangi warga, seiring kondisi cuaca pada saat ini curah hujan yang tidak menentu dan bisa ditebak masih tinggi membuat warga galau.

Salah seorang warga The Arthera Hills, Adam (27) menyatakan bahwa warga sudah melaporkan dan mengadukan permasalahan banjir ke berbagai pihak, mulai dari Bupati Bekasi, Gubernur Jawa Barat hingga Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Laporan sudah kami kirim ke Dirjen Perumahan Kementerian PUPR, Komisi I dan III DPRD Kabupaten Bekasi, dan juga saat kunjungan Pak Gubernur ke Desa Sukadami. Tapi belum ada satu pun langkah konkret,” ungkap Adam saat ditemui Cikarang Ekspres, Kamis (24/7).

Menurut Adam ratusan warga penghuni yang masih bertahan di Arthera Hills sangat membutuhkan tindakan cepat dari pemerintah. Apalagi banjir berikutnya bisa datang kapan saja.

“Ini situasi genting. Enam kali banjir dalam satu tahun bukan hal kecil. Kami butuh solusi nyata, seperti normalisasi Kali Cikarang dan perbaikan sistem drainase. Kalau terus dibiarkan, warga bisa makin terpuruk, baik secara mental maupun ekonomi,” kata Adam.

Keluhan serupa disampaikan Uswatun Hasanah (25), warga lainnya. Ia mengaku pernah menyampaikan surat aduan langsung kepada ajudan Gubernur, namun belum ada respons hingga kini.

“Saya sendiri yang memvideokan, mengantar ke ajudannya Gubernur, tapi kami tidak tahu surat itu sampai atau tidak ya. Kami maunya Pak KDM itu melihat langsung ke sini, dan Pak KDM itu membantu kami untuk menyuarakan ke Prisma (Developer),” ujarnya.

0 Komentar