KBEonline.id- Proses belajar SMA di Karawang mulai mendapat banyak mendapat keluhan. Buntut kebijakan Kelas Gemuk KDM setelah pekan pertama sekolah dikeluhkan para guru dan juga para orang tua.
Dengan banyak keluhan dari para guru soal proses belajar dengan kelas gemuk membuat para orang tua juga khawatir akan kualitas pendidikan anak- anaknya.
“Setelah lima hari belajar saya mendengar banyak guru mengeluh dalam belajar karena padatnya kelas. Dengan keluhan para guru kita sebagai orang tua juga khawatir akan kualitas pendidikan anak kita kedepannya,” ujar Maulana Irfanie, orang tua siswa SMAN 1 Rengasdengklok.
Baca Juga:Inilah Motor Berteknologi Tinggi dan Skutik Terlaris Honda BeAT Hadir di GIIAS 2025Memahami SKS, KRS, dan IRS Biar Nggak Nyasar di Dunia Kampus!
Diketahui jumlah siswa kelas x di SMAN 1 Rengasdengklok rata-rata 47 siswa per kelasnya.
Maulana juga menjelaskan dengan penurunan mutu pendidikan ini pihak orang tua juga ikut memikirkan hal ini.
“Kita sebagai orang tua harus lebih aktif lagi mengawasi anak kita. Tentu saja dengan ikut mengeceknya di rumah,” ujarnya.
Kewalahan Kondisikan Kelas
Sementara di tempat terpisah, kebijakan Gubernur Jawa Barat menambah jumlah siswa per kelas hingga 50 orang dikeluhkan Abdul Rohim, guru PAI SMAN 5 Karawang,
Rohim menjelaskan jumlah siswa kelas X di SMAN 5 Karawang yang mencapai 44–46 orang menyulitkan proses belajar mengajar sehingga menimbulkan efek jangka panjang seperti penurunan kualitas siswa.
Dijelaskan Rohim, dengan jumlah sebanyak itu sebagai guru ia mengaku merasa kewalahan mengkondisikan kelas. Apalagi ada siswa yang hiperaktif dan cenderung ribut, itu cukup mengganggu suasana belajar di kelas.
Rohim menyebut kondisi ruang kelas yang panas karena minim ventilasi semakin memperburuk keadaan. Guru pun harus berbicara lebih keras dan menguras energi.
Baca Juga:Mahasiswa Baru Merapat, Ini Panduan Lengkap Anti-Panik PKKMB 2025 Biar Makin Siap dan Pede!Ngopi santai, Jajan & Manjain Lidah di Summarecon Villaggio? 6 Spot Ini Wajib Kamu Datengin!
Diungkapkan, kalau kebijakan ini tetap berlanjut bisa berpotensi menimbulkan efek buruk jangka panjang seperti penurunan kualitas siswa dalam belajar. Ini akan berpengaruh pada kualitas lulusan.
“Kebijakan ini harusnya segera dikaji ulang, kualitas siswa bisa menurun karena materi tidak tersampaikan secara optimal di kelas,” kata Rohim
Diungkapkan juga, dengan jumlah siswa yang lebih sedikit, seperti 36 orang misalnya atau paling banyak 40 siswa seperti yang terjadi sebelumnya membuat proses belajar jauh lebih kondusif.