Karawang Masuk Program Ekonomi Biru Nasional, Tambak Pantura Direvitalisasi Jadi Sentra Produksi Nila Salin

Tambak ikan
Kabupaten Karawang resmi masuk menjadi bagian dari proyek strategis nasional di sektor ekonomi biru.
0 Komentar

KBEonline.id – Kabupaten Karawang resmi masuk menjadi bagian dari proyek strategis nasional di sektor ekonomi biru. Melalui program revitalisasi tambak pantura yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Karawang ditetapkan sebagai salah satu daerah prioritas dalam pengembangan tambak nila salin berkelanjutan, Jumat (25/7/2025).

Program ini dijalankan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya KKP dan disambut baik Dinas Perikanan Kabupaten Karawang sebagai upaya peningkatan produktivitas budidaya ikan dan penguatan ketahanan pangan nasional.

Kepala Bidang Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Nur Ridwan Solihin menyampaikan, di Karawang total tambak yang akan direvitalisasi mencapai 1.365 kolam tambak dan 1.339 kolam pembibitan dengan luas lahan 6.979,51 hektare, yang terdiri dari 6.734,97 Ha area non-hutan dan 244,54 Ha usulan di lahan Perhutani.

Baca Juga:Warna-Warni Keceriaan Hari Anak Nasional di Swiss-Belinn Karawang, Panggung Bakat Generasi HebatDPRD Karawang Tegaskan Komitmen Lindungi PKL Terdampak Revitalisasi Stadion

“Kawasan tersebut tersebar di enam kecamatan pesisir, yaitu Batujaya, Cibuaya, Cilamaya Wetan, Pakisjaya, dan Tirtajaya. Dalam skema nasional, Karawang menjadi satu dari empat kabupaten yang ditetapkan untuk proyek ini bersama Bekasi, Subang, dan Indramayu dengan total luas gabungan mencapai 20.413 hektare tambak,” terang Ridwan.

Ridwan juga menyebut revitalisasi tambak akan berdampak besar pada peningkatan ekonomi lokal, penyerapan tenaga kerja, dan perbaikan ekosistem produksi ikan air payau di Karawang.

“Revitalisasi ini bukan hanya membangun infrastruktur tambak, tetapi juga mendorong tumbuhnya industri hilir dan hulu perikanan, seperti pembibitan, pengolahan, dan kemasan, termasuk di dalamnya akan ada program rehabilitasi lingkungan pesisir untuk mengatasi masalah abrasi,” ujar Ridwan.

Secara nasional, Ridwan menyampaikan proyek ini ditargetkan dapat meningkatkan produktivitas tambak menjadi 144 ton per hektare per tahun, dengan dua siklus produksi per tahun. Volume produksi diestimasi mencapai 1,18 juta ton dengan nilai ekonomi Rp30,65 triliun. Proyek ini juga diproyeksikan menciptakan 119.100 lapangan kerja di sektor hulu, budidaya, dan hilir.

“Di Karawang sendiri, rencana teknis mencakup pembangunan 2.730 Ha kolam budidaya, 334 Ha kolam nursery, serta infrastruktur pendukung seperti saluran air, IPAL, dan kawasan industri pengolahan. Total kolam yang akan dibangun secara keseluruhan di program ini sebanyak 4.093 petak,” papar Ridwan.

0 Komentar