KBEonline.id– Proses relokasi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Burangkeng 04 belum juga menemui kejelasan akibat lahan pengganti yang tak kunjung ditentukan. Akhirnya sekolah itu terjebak di proyek tol.
Pemerintah daerah maupun pusat hingga kini belum memutuskan lokasi baru untuk pembangunan sekolah, meski proyek jalan tol terus mendesak.
Akibat keterlambatan ini, para siswa masih harus mengikuti proses belajar mengajar di gedung lama, yang berada tepat di sisi proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Japek II) Selatan. Sementara itu, pekerjaan konstruksi pada ruas tersebut pun terpaksa dihentikan sejak akhir 2024.
Baca Juga:Ironi Daerah Industri, Karawang Darurat Pengangguran, Jangan Main-main dengan Rasa Keadilan RakyatMalam ini Konser Gratis Yovie & Nuno di Karawang, Berikut Jadwal dan Lokasinya!
“Kalau dari informasi yang kami terima, sekolah belum dibebaskan karena masih menunggu lahan pengganti. Fasilitas sosial seperti sekolah punya proses pembebasan yang berbeda,” kata Pimpinan Proyek Tol Japek II Selatan Paket IIA, Eko Budi Siswandi kepada Karawang Bekasi Ekspres.
Paket IIA proyek ini mencakup ruas Setu-Sukaragam yang saat ini banyak bersinggungan dengan lahan padat penduduk, termasuk berbagai fasilitas umum.
Menurut Eko, relokasi fasilitas sosial (fasos) tidak bisa disamakan dengan pembebasan lahan warga. Proses relokasi harus memenuhi sejumlah ketentuan, seperti kesetaraan nilai antara lahan lama dan lahan pengganti, serta tetap berada dalam zonasi wilayah yang sama.
“Penentuan lokasi baru biasanya diusulkan pemerintah daerah, lalu diproses oleh PPK dan dinilai oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Jika sudah sesuai, maka kami dari JJS (PT Jasamarga Japek Selatan) yang membangun fasos pengganti, termasuk sekolah,” terang Eko.
Namun, hingga kini proses penunjukan lokasi baru bagi SDN Burangkeng 04 belum tuntas. Akibatnya, pembangunan jalan tol di sekitar sekolah pun mandek.
“Lahan warga di sekitarnya sudah dibebaskan, tinggal satu titik sekolah itu saja yang belum. Sejak November-Desember 2024 tidak ada lagi aktivitas pembangunan di sana,” jelasnya.
Eko menambahkan, kasus SDN Burangkeng 04 bukan satu-satunya. Di sepanjang ruas Setu–Sukaragam, terdapat 10 fasilitas sosial yang belum direlokasi karena tersendatnya penyediaan lahan pengganti. Fasos tersebut meliputi tiga kompleks SD, satu SMP, satu SMK, empat masjid/musala, serta Kantor Desa Burangkeng.