PURWAKARTA – Di tengah rindangnya hutan jati Desa Dangdeur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, semangat pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan menyatu dalam sebuah acara bertajuk Gelar Produk Pasar Pasisian Leuweung 2025, Sabtu (27/7/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II Provinsi Jawa Barat, bekerja sama dengan berbagai kelompok masyarakat dan pelaku usaha kecil.
Acara ini menjadi ajang pameran dan bazar hasil hutan dari Kelompok Tani Hutan (KTH), Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Petani Milenial, hingga pelaku UKM lokal, serta menampilkan pentas seni tradisional yang menghidupkan suasana.
Baca Juga:KKN Benar-benar Kerja Nyata, Mahasiswa UBP Karawang dan Petani Desa Ciranggon Basmi Hama TikusWamen BUMN Ajak Mahasiswa Baru UNSIKA Percaya Diri dan Profesional, Tanpa Lewat Orang Dalam
Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein atau akrab disapa Om Zein, hadir secara langsung dan memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan yang dinilai mampu menjadi contoh nyata integrasi antara pelestarian alam dan penguatan ekonomi rakyat.
“Ini merupakan momentum penting dalam memperkuat ekonomi lokal sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Pemerintah daerah sangat mendukung kegiatan ini karena terbukti mampu membuka ruang produktif bagi masyarakat desa sekitar hutan,” ungkap Om Zein dalam sambutannya.
Acara ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi bagian dari strategi besar pemberdayaan petani hutan di Jawa Barat. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Dodit Ardian Pancapana, S.T., M.Sc., dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan:
“Untuk menjaga kelestarian hutan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, dan menjadi wadah promosi produk hasil hutan bukan kayu serta produk lokal lainnya yang menjadi ciri khas daerah.”
Kawasan Hutan Jati Dangdeur hari itu berubah menjadi pusat interaksi ekonomi dan budaya. Puluhan stan bazar didirikan, menampilkan produk unggulan mulai dari olahan hasil hutan seperti madu, kopi, kerajinan bambu, hingga tanaman herbal. Pengunjung dari berbagai desa sekitar berbondong-bondong hadir, menciptakan suasana yang hidup dan penuh antusiasme.
Menurut panitia, kehadiran masyarakat dalam jumlah besar menjadi bukti tingginya minat dan dukungan terhadap inisiatif ekonomi hijau berbasis hutan. Di sisi lain, pementasan seni tradisional juga mengangkat kembali warisan budaya yang kerap terpinggirkan oleh modernisasi.