Melihat Kembali Kerajinan Keramik dari Plered Purwakarta menjadi Warisan Budaya yang Mendunia!

Kerajinan Keramik dari Plered Purwakarta menjadi Warisan Budaya yang Mendunia!
Kerajinan keramik di Plered bukan hal baru. Justru, inilah salah satu warisan budaya tertua yang dimiliki Purwakarta. Berdasarkan temuan arkeologis, kegiatan membuat gerabah di daerah ini sudah berlangsung sejak zaman Neolitikum. (gambar: disipusda purwakarta)
0 Komentar

Jenis keramik yang dihasilkan sangat beragam. Ada tiga kategori utama yaitu keramik tradisional, keramik hias, dan keramik konstruksi. Keramik tradisional meliputi kendi, cobek, periuk, dan pot bunga yang masih laris hingga sekarang.

Keramik hias terdiri dari guci, vas, patung, piring dekoratif, dan celengan unik. Sedangkan keramik konstruksi meliputi genteng, bata merah, dan loster yang sering digunakan dalam proyek pembangunan.

Semua itu tidak akan tercapai tanpa bahan baku yang mendukung. Tanah liat yang digunakan oleh para perajin Plered berasal dari sekitar Purwakarta, seperti Tegalwaru, Pasawahan, Babakan Cikao, dan Sukatani. Ketersediaan bahan lokal ini jadi salah satu alasan kenapa industri ini bisa bertahan hingga sekarang.

Baca Juga:Ini Dia Peuyeum Bendul, Si Manis Fermentasi Khas Purwakarta yang Melegenda!Argo Bromo Tergelincir di Subang, KAI Masih Upayakan Evakuasi Penumpang dan  Minta Maaf pada Publik

Yang menarik, para perajin juga terus melakukan inovasi. Salah satunya dengan memadukan berbagai jenis tanah liat untuk menghasilkan produk yang lebih kuat dan estetik.

Campuran tanah liat merah dan putih, ditambah bahan tambahan seperti kaolin dan kuarsa, memungkinkan lahirnya keramik dengan tekstur dan warna yang lebih halus. Bahkan tanah liat putih yang digunakan sebagian diimpor dari daerah lain seperti Sukabumi.

Proses pengolahan tanah liat pun tidak bisa sembarangan. Setelah digali, tanah harus digiling, direndam, dan didiamkan sampai homogen. Proses ini penting agar tanah liat mudah dibentuk dan tidak retak saat dibakar. Teknik seperti ini diwariskan turun-temurun, tapi tetap terbuka untuk pembaruan.

Keramik dari Plered bukan hanya barang jadi, tapi juga pengalaman budaya. Kalau kamu jalan-jalan ke sana, kamu bisa mampir ke galeri-galeri sepanjang Jalan Raya Plered. Beberapa tempat bahkan menawarkan workshop membuat keramik langsung dari nol. Mulai dari membentuk, membakar, hingga mengecat. Cocok buat liburan edukatif bersama keluarga atau sekolah.

Tantangan tetap ada. Salah satu yang paling besar adalah regenerasi perajin. Anak muda kini cenderung memilih profesi lain. Tapi harapan tetap menyala. Pemerintah daerah dan komunitas lokal terus bergerak dengan pelatihan, promosi digital, hingga membuka pasar online untuk keramik Plered.

Pada akhirnya, keramik Plered bukan sekadar benda pajangan atau alat rumah tangga. Ia adalah simbol dari daya tahan, kreativitas, dan kecintaan masyarakat Purwakarta terhadap warisan budaya mereka. Dari tanah liat lokal, tangan-tangan terampil di Plered berhasil menciptakan sesuatu yang mendunia.

0 Komentar