Banyak Efek Negatif, Kak Seto Ikut Dukung Larangan Roblox oleh Mendikdasmen

Kak Seto Ikut Dukung Larangan Roblox oleh Mendikdasmen
Kak Seto Ikut Dukung Larangan Roblox oleh Mendikdasmen
0 Komentar

KBEonline.id – Psikolog anak sekaligus pemerhati pendidikan, Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, memberikan tanggapan positif terhadap larangan bermain Roblox untuk anak-anak Sekolah Dasar. Larangan tersebut sebelumnya disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, yang menilai game populer tersebut berpotensi membahayakan perkembangan psikologis anak.

Dalam keterangannya kepada JawaPos.com pada Selasa (5/8), Kak Seto menegaskan bahwa Roblox memang mengandung sejumlah unsur negatif yang harus diwaspadai. Selain memuat kekerasan yang dapat menumpulkan sensitivitas anak, game ini juga memiliki potensi memunculkan konten pornografi. Konten-konten semacam itu, menurutnya, bisa berdampak langsung terhadap pertumbuhan mental dan moral anak jika tidak diawasi dengan ketat.

Lebih lanjut, Kak Seto mengingatkan bahwa Roblox memiliki fitur komunikasi langsung antarpengguna. Celah ini sering dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan seksual untuk mendekati anak-anak dengan cara membujuk atau memanipulasi secara halus. Tanpa pengawasan orang tua, interaksi semacam ini bisa berkembang menjadi situasi yang sangat membahayakan.

Baca Juga:Hati-Hati! Riwayat ChatGPT Ternyata Bisa Muncul di Hasil Pencarian GoogleSilent Hill f Punya Durasi 12 Jam, Pendek Tapi Bikin Merinding!

“Anak bisa diajak bicara oleh orang dewasa yang tidak mereka kenal. Dalam beberapa kasus, bujuk rayu dari predator seksual bisa membuat anak terjerumus dalam situasi yang sulit dihindari,” ujarnya.

Menurut Kak Seto, kurangnya pendampingan selama bermain membuat anak lebih rentan terpapar dampak buruk. Selain mengganggu perkembangan emosi dan moral, situasi ini juga menempatkan anak dalam risiko serius secara fisik maupun psikologis.

Menanggapi wacana pemblokiran Roblox, Kak Seto menyatakan dukungannya terhadap langkah tegas yang bisa diambil oleh pemerintah. Ia mendorong agar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mempertimbangkan opsi pemutusan akses terhadap game tersebut jika terbukti merugikan anak-anak secara sistemik.

“Kalau memungkinkan, seharusnya pemerintah bisa menghapus atau menutup akses ke Roblox agar anak-anak tidak mudah mengakses game tersebut. Itu tentu akan jauh lebih baik,” ujarnya.

Namun, apabila pendekatan lintas kementerian tidak dapat direalisasikan secara menyeluruh, Kak Seto mendorong sistem pengawasan berjenjang. Ia menyarankan agar kepala dinas pendidikan tingkat provinsi hingga kabupaten/kota turut dilibatkan dalam upaya perlindungan anak dari konten digital yang berisiko.

0 Komentar