KBEonline.id — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta mencatat sebanyak 3.826 anak belum pernah menerima imunisasi dasar sesuai jadwal atau masuk kategori zero dose hingga tahun 2024. Angka tersebut masih berpotensi bertambah, dengan 596 bayi di bawah usia 12 bulan yang berisiko menjadi zero dose pada tahun ini.
Untuk mengejar ketertinggalan itu, Dinkes menggelar program Sepekan Mengejar Imunisasi (Penari) yang berlangsung serentak secara nasional pada 4–9 Agustus 2025.
“Anak-anak yang belum diimunisasi itulah yang menjadi sasaran utama program Penari,” ujar Eva Lystia Dewi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Purwakarta, Senin (4/8/2025).
Baca Juga:Kunjungi Purwakarta, Syaiful Huda Bahas Sinergi Pusat-Daerah untuk Pembangunan InfrastrukturBeri Kemudahan, Bupati Purwakarta Hadiri Pekayanan Publik di Dangdeur
Program ini digelar sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Fokus utama imunisasi mencakup pemberian vaksin dasar untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus (DPT 1).
Eva menjelaskan bahwa sasaran program meliputi bayi usia 0–11 bulan, balita usia 12–23 bulan, hingga anak usia 24–59 bulan. Semua layanan bisa diakses di fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, klinik, hingga praktek mandiri bidan.
“Berbeda dari hari biasa yang punya jadwal tetap, selama Penari, layanan imunisasi tersedia setiap hari,” ujarnya.
Bersamaan dengan Penari, pemerintah juga menjalankan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang menyasar siswa kelas I, II, dan V sekolah dasar sepanjang Agustus 2025. Kedua program ini juga dimanfaatkan Dinkes untuk meningkatkan edukasi publik mengenai pentingnya imunisasi.
Eva menyoroti bahwa tingginya jumlah zero dose di Purwakarta tak lepas dari pengaruh kampanye hitam (black campaign) mengenai vaksinasi, serta kekhawatiran orangtua terhadap efek samping imunisasi.
“Banyak orangtua yang menolak karena takut anaknya sakit setelah disuntik, padahal itu hanya terjadi pada sebagian kecil kasus. Manfaatnya jauh lebih besar daripada risiko efek samping,” tegasnya.
Dinkes berharap, melalui Penari dan BIAS, cakupan imunisasi dasar di Purwakarta bisa meningkat signifikan demi mencegah potensi wabah penyakit menular yang sebenarnya dapat dicegah. (Bbs/riz)