Universitas di China Buka Mata Kuliah Sejarah Genshin Impact, Siap Jadi Maba?

Universitas di China Buka Mata Kuliah Sejarah Genshin Impact
Universitas di China Buka Mata Kuliah Sejarah Genshin Impact
0 Komentar

KBEonline.id – Peking University, salah satu institusi pendidikan tinggi paling prestisius di Tiongkok, kembali menarik perhatian dunia akademik. Kampus yang dikenal memiliki reputasi global ini resmi membuka dua mata kuliah baru yang menjadikan Genshin Impact sebagai objek studi utama. Game besutan HoYoverse ini dipilih bukan hanya karena popularitasnya di kalangan gamer, melainkan juga karena kandungan naratif dan historisnya yang kaya.

Dua mata kuliah tersebut adalah “Launching Genshin: The Historical Model of Snezhnaya” dan “Launching Genshin: The Political Philosophies of Teyvat”. Keduanya akan dibawakan oleh pengajar dari fakultas sejarah dan ilmu politik, yaitu Associate Professor Fei Haiting dan Assistant Professor Pang Liang.

Fokus Studi Sejarah Rusia Lewat Dunia Fiksi Genshin Impact

Dalam mata kuliah The Historical Model of Snezhnaya, mahasiswa akan diajak untuk menelusuri dinamika sejarah dan politik dunia nyata melalui elemen-elemen fiksi yang ada di dalam game. Wilayah Snezhnaya dalam Genshin Impact diketahui terinspirasi dari sejarah Rusia dan era Uni Soviet. Dengan latar belakang keahlian di bidang transformasi politik, Professor Fei Haiting akan membimbing mahasiswa memahami konstruksi narasi politik dalam game dan keterkaitannya dengan sejarah dunia nyata.

Baca Juga:Hati-Hati! Riwayat ChatGPT Ternyata Bisa Muncul di Hasil Pencarian GoogleSilent Hill f Punya Durasi 12 Jam, Pendek Tapi Bikin Merinding!

Sementara itu, mata kuliah The Political Philosophies of Teyvat akan membedah ideologi dan prinsip-prinsip politik yang dianut oleh berbagai wilayah di dunia fiktif Teyvat. Mata kuliah ini bertujuan memberikan pemahaman baru tentang bagaimana game dapat merefleksikan berbagai pemikiran politik klasik dan modern dalam bentuk yang lebih interaktif dan mudah dipahami.

Menurut Assistant Professor Pang Liang, pendekatan ini dapat membantu mahasiswa melihat hubungan antara dunia virtual dengan kondisi sosial-politik yang ada di kehidupan nyata. Lewat analisis karakter, konflik, dan struktur kekuasaan dalam game, mahasiswa dapat membangun pemahaman kritis terhadap isu-isu politik global.

Kebijakan akademik ini mendapat sambutan luas di dunia maya. Banyak netizen memuji langkah Peking University sebagai bentuk pengakuan bahwa game bisa menjadi medium edukatif yang serius. Sebagian pengguna media sosial bahkan mengungkapkan harapan agar kampus-kampus lain, termasuk di Indonesia, dapat mengikuti jejak yang sama dengan menggabungkan budaya populer ke dalam sistem pembelajaran.

0 Komentar