Karawang Dinilai Masih Kekurangan Museum Sejarah Daerah

Tugu dengklok
Monumen Kebuatan Tekad Rengasdengklok
0 Komentar

KBEonline.id – Di balik perannya yang signifikan dalam sejarah perjuangan bangsa, Kabupaten Karawang hingga kini belum memiliki museum sejarah daerah yang representatif. Kondisi ini disayangkan banyak pihak, mengingat Karawang merupakan wilayah dengan pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar.

Budayawan dan pengamat sejarah Karawang, Nace Permana, menyebut ketidakhadiran museum sebagai bentuk pengabaian terhadap warisan sejarah. Ia menilai, museum seharusnya menjadi ruang penting untuk menjaga memori kolektif sekaligus sarana edukasi sejarah bagi generasi penerus.

“Tanpa museum, bagaimana anak-anak tahu seperti apa Karawang di masa lalu? Mereka bisa kehilangan keterhubungan dengan sejarah daerahnya sendiri,” ujar Nace, Rabu (6/8/2025).

Baca Juga:Bulog Karawang Patok Target Penyaluran 31.035 Ton Beras untuk Stabilkan Pasokan di 3 Kabupaten sampai Desember192 Pengurus Koperasi Desa Merah Putih dari 10 Kecamatan Dibekali Ilmu Tata Kelola dan Kemitraan Strategis

Karawang memiliki rekam jejak sejarah yang panjang dan kompleks. Mulai dari keberadaan situs prasejarah seperti Candi Jiwa di Batujaya, kejayaan Kerajaan Pajajaran, masa masuknya pengaruh Mataram Islam, hingga peran aktif dalam masa revolusi kemerdekaan. Salah satu momen penting adalah desakan pemuda Karawang kepada Bung Karno agar segera memproklamasikan kemerdekaan, namun kisah ini belum banyak diabadikan secara layak.

Nace juga menyoroti keberadaan artefak sejarah asal Karawang, seperti pelat kuningan Kanang Sapi Gede yang saat ini masih berada di Belanda. Menurutnya, meski ada upaya untuk mengembalikannya, daerah belum memiliki fasilitas yang memadai untuk menyimpan benda bersejarah tersebut.

“Kalau nanti dikembalikan, pertanyaannya: mau disimpan di mana? Kita belum punya tempat yang aman dan layak,” katanya.

Sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, Nace menilai Karawang seharusnya mampu secara finansial membangun museum sejarah yang memadai. Namun, sektor pelestarian budaya dan sejarah masih belum menjadi fokus utama dalam pembangunan daerah.

“Kita punya potensi dan sumber daya, tapi pelestarian sejarah seperti bukan agenda prioritas. Padahal ini menyangkut identitas daerah,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa museum yang ideal bukan hanya tempat menyimpan koleksi artefak, melainkan ruang yang merangkai perjalanan sejarah Karawang secara utuh dari masa prasejarah, kerajaan, penjajahan, kemerdekaan, hingga era industri modern.

“Kalau bukan sekarang dimulai, nanti bisa terlambat. Karawang bisa kehilangan ingatannya sendiri,” tutupnya.(Aufa)

0 Komentar