KBEonline.id – Penggunaan laptop sambil terhubung ke sumber daya listrik memang sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Tidak sedikit pengguna yang bekerja, bermain game, atau menonton film sambil tetap mencolokkan laptop ke charger. Namun, pertanyaannya: apakah kebiasaan ini aman untuk baterai laptop?
Topik ini kerap menjadi perdebatan di berbagai forum teknologi. Sebagian pengguna menyarankan untuk mencabut charger saat baterai sudah penuh, sementara lainnya merasa lebih aman membiarkan laptop tetap tercolok agar tidak tiba-tiba mati ketika listrik padam. Lantas, bagaimana sebenarnya dampak dari penggunaan laptop sambil dicas terhadap kesehatan baterai?
Apakah Menggunakan Laptop Sambil Dicas Bisa Merusak Baterai?
Baterai laptop umumnya menggunakan teknologi Lithium-ion atau Lithium-polymer, yang memiliki karakteristik unik dalam hal penyimpanan daya. Baterai jenis ini tidak memiliki “memory effect”, sehingga tidak perlu dihabiskan dulu sebelum dicas ulang. Namun, itu bukan berarti pengguna bisa mengisi daya sesuka hati tanpa risiko.
Baca Juga:Universitas di China Buka Mata Kuliah Sejarah Genshin Impact, Siap Jadi Maba?Starlink Dilarang Digunakan Saat Pindah Lokasi, Komdigi Ungkap Alasannya!
Secara teknis, menggunakan laptop sambil dicas tidak secara langsung merusak baterai, asalkan beberapa syarat penting diperhatikan. Yang menjadi perhatian utama justru adalah paparan panas berlebih dan tegangan (voltase) tinggi yang bisa mempercepat proses degradasi baterai.
Baterai Lithium Rentan Terhadap Tegangan Tinggi
Baterai laptop akan mengalami tekanan atau stres jika terus berada dalam kondisi daya penuh (100%). Semakin tinggi kapasitas pengisian, semakin besar pula voltase yang dialirkan. Kondisi ini bisa mempercepat penurunan kualitas baterai seiring waktu.
Idealnya, tingkat pengisian daya yang sehat berada di kisaran 30% hingga 80%. Menjaga baterai tetap berada dalam kisaran ini diyakini mampu memperlambat penuaan baterai dan memperpanjang umur pakainya.
Overcharge Bukan Masalah, Tapi Panas Adalah Musuh Utama
Kebanyakan laptop modern sudah dilengkapi sistem manajemen daya cerdas yang mampu menghentikan aliran listrik begitu baterai penuh. Jadi, risiko overcharge sebenarnya cukup kecil. Masalah utama justru terletak pada panas berlebih yang muncul saat laptop digunakan untuk tugas berat seperti bermain game, mengedit video, atau rendering sambil dicas.
Panas tidak hanya berasal dari prosesor dan kartu grafis, tetapi juga dari proses pengisian daya itu sendiri. Kombinasi panas dari komponen dan proses charging dapat meningkatkan suhu di dalam laptop secara signifikan. Jika baterai terus-menerus terpapar suhu tinggi, maka kapasitas maksimumnya akan berkurang lebih cepat dari seharusnya.