KBEonline.id – Inflasi di Kabupaten Bekasi dipastikan berada dalam kondisi aman dan terkendali. Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti, menyebut pengukuran inflasi di daerahnya dilakukan menggunakan Indeks Perubahan Harga (IPH).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPH Kabupaten Bekasi pada Minggu pertama Agustus 2025 tercatat -0,65, lebih rendah dibandingkan Minggu keempat Juli yang berada di angka 1,15. Menurut Helmi, kenaikan IPH di kisaran satu persen tidak signifikan.
“Kalau kita lihat, misalnya harga dari Rp14.900 menjadi Rp15.000 itu hanya naik seratus rupiah, atau dari Rp12.500 menjadi Rp13.000 selisihnya hanya lima ratus rupiah. Angka ini masih dalam rentang aman,” ujar Helmi Yenti kepada Cikarang Ekspres.
Baca Juga:Kali Gabus Kian Rapi, Bupati Bekasi Tersenyum, Targetkan Kurangi Risiko Banjir dan Percantik LingkunganPengen Healing? Ini Dia Rekomendasi Tempat Wisata yang Lagi Hits di Cirebon, Cocok Buat instagramable!
Helmi menjelaskan, inflasi di Kabupaten Bekasi tidak merata karena perbedaan karakter wilayah. Ada kawasan yang bersifat konsumtif perkotaan, namun juga banyak wilayah produktif perdesaan yang menjadi penopang pasokan pangan. Kecamatan Babelan, Sukatani, dan Setu, misalnya, masih memiliki areal persawahan aktif yang menjadi sumber cadangan beras bagi masyarakat.
“Kondisi ini membantu kita, karena masyarakat yang memiliki sawah biasanya menyimpan stok beras di rumah. Jadi stabilitas harga lebih terjaga, berbeda dengan daerah perkotaan yang murni bergantung pada pasokan luar,” tambahnya.
Tren IPH Kabupaten Bekasi sejak semester pertama 2025 hingga awal Agustus relatif stabil. Hanya pada Februari minggu ketiga dan Maret minggu pertama terjadi lonjakan inflasi signifikan. Penyebab utamanya adalah kenaikan harga cabai yang sangat tinggi akibat berkurangnya pasokan di pasaran.
Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, kata Helmi, terus memantau pergerakan harga barang pokok dan penting, termasuk beras, cabai, serta komoditas strategis lainnya. Langkah ini penting dilakukan untuk mengantisipasi gejolak harga, terutama menjelang momen-momen tertentu seperti Ramadan, Idul Fitri, dan akhir tahun.
“Selama pasokan aman dan distribusi lancar, inflasi bisa kita jaga tetap stabil. Kuncinya adalah menjaga keseimbangan antara wilayah konsumtif dan wilayah produktif di Kabupaten Bekasi,” pungkas Helmi. (Iky)