KBEonline.id – Ryan Adriandhy, sutradara di balik kesuksesan film animasi Jumbo, akhirnya menanggapi kontroversi yang melingkupi Merah Putih: One for All. Melalui unggahan di media sosial, ia menyampaikan pernyataan singkat namun sarat makna, menekankan bahwa perdebatan panjang terkait film tersebut sebaiknya dihentikan. Menurutnya, proses produksi telah selesai dan film sudah siap tayang. Langkah yang perlu dilakukan ke depan adalah mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut untuk menciptakan karya animasi yang lebih berkualitas di masa mendatang.
Dalam pesannya, Ryan menyampaikan sindiran halus kepada para kreator. Ia menegaskan bahwa karya yang dibuat tanpa kesungguhan dan komitmen hanya akan kalah oleh waktu. Produk yang dikerjakan dengan tergesa-gesa dan tanpa fondasi yang kuat tidak akan mampu bertahan lama, apalagi mempertahankan dukungan publik. Pernyataan ini dinilai sebagai pengingat penting bagi industri kreatif agar tidak terjebak pada euforia sesaat, melainkan fokus pada kualitas dan nilai jangka panjang.
Ryan menutup komentarnya dengan kalimat reflektif yang memuat pesan moral bagi pelaku industri animasi. Ia menyebut bahwa masa-masa sulit justru bisa menjadi titik awal untuk menyadari besarnya potensi animasi Indonesia di masa depan. Ungkapan tersebut dinilai relevan tidak hanya bagi pembuat Merah Putih: One for All, tetapi juga untuk seluruh kreator lokal yang ingin membangun reputasi dengan integritas.
Baca Juga:KONAMI Gelar Event Spesial untuk Rayakan Perpanjangan Kontrak dengan ArsenalBattlefield 6 Open Beta Bermasalah di Prosesor Ryzen Lama, FPS Drop Parah!
Kesuksesan Jumbo menjadi contoh nyata bagaimana proses yang matang, dedikasi tinggi, dan perhatian terhadap detail dapat melahirkan karya yang memikat penonton. Film tersebut berhasil secara visual, naratif, sekaligus dalam proses pembuatannya. Sebaliknya, Merah Putih: One for All menuai kritik karena dianggap memiliki visual yang terburu-buru, pesan yang kurang kuat, dan dugaan masalah transparansi produksi.
Perbedaan kualitas antara kedua film ini dinilai publik bukan hanya dari hasil akhirnya, tetapi juga dari cara keduanya dibangun. Ryan tampaknya memilih berbicara lewat karyanya ketimbang memperpanjang polemik. Ia mengajak kreator animasi Indonesia untuk terus berkarya, memperbaiki kualitas produksi, serta memandang kritik sebagai motivasi untuk menciptakan karya yang lebih baik di masa mendatang.