FKIP UNSIKA dan FBSB UNY Gelar Pelatihan Guru dan Siswa, Wujudkan Sinergi Teknologi, Konseling, dan Budaya

FKIP UNSIKA dan FBSB UNY.
FKIP UNSIKA dan FBSB UNY Gelar Pelatihan Guru dan Siswa, Wujudkan Sinergi Teknologi, Konseling, dan Budaya. --KBEonline--
0 Komentar

YOGYAKARTA, KBEonline.id – Menghadapi tantangan pendidikan di era digital, Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) bersama Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertajuk “Penguatan Kompetensi Guru dan Siswa melalui Sinergi Teknologi, Konseling, dan Budaya untuk Mewujudkan Pendidikan Berkualitas di Era Digital”.

Kegiatan yang berlangsung di SMA Muhammadiyah 6 Yogyakarta ini menyasar dua kelompok utama yaitu siswa dan guru.

Bagi siswa, fokus pelatihan pada literasi Artificial Intelligence (AI) yang cerdas dan etis. Salah satu materi utama disampaikan oleh narasumber pertama Elih Sutisna Yanto, S.Pd., M.Pd adalah kerangka C.R.E.A.T.E. sebagai panduan bagi siswa untuk menyusun prompt secara sistematis dan terukur.

Baca Juga:Bupati Ade Kuswara: Kabupaten Bekasi Bangkit, Maju, dan Sejahtera Butuh Sinergi Semua PihakKabupaten Bekasi Raih Predikat Madya di Anugerah KLA 2025

“Kami ingin siswa tidak hanya mahir menggunakan AI, tetapi juga memahami batasan etisnya. Dengan begitu, teknologi menjadi alat yang memberdayakan, bukan menjerumuskan,” ujar Elih, Rabu 13/8/2025.

Elih menyebut, Data Kementerian PPPA (2023) mencatat adanya peningkatan 25 persen kasus depresi dan kecemasan pada pelajar SMA, sementara kapasitas guru Bimbingan Konseling dalam menangani isu seperti cyberbullying dan kecanduan gawai masih terbatas.

Sehingga pelatihan ini juga sangat penting dalam memberikan penguatan kepada guru untuk menghadapi tantangan pembelajaran yang sangat kompleks saat ini.

“Melalui sesi yang menghadirkan dua pakar pendidikan sebagai narasumber, para guru mendapatkan pembekalan keterampilan komunikasi empatik, teknik mendengarkan aktif, serta strategi praktis untuk mendukung siswa,” jelasnya.

Prof. Dr. Sutirna, M.Pd. (UNSIKA) menyampaikan bahwa konseling di sekolah tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah siswa, tetapi juga pada pembangunan hubungan yang sehat antara guru dan peserta didik.

“Dengan pendekatan empatik dan berlandaskan kearifan lokal, guru dapat menjadi mitra yang efektif dalam perkembangan karakter siswa,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Drs. H. Maman Suryaman, M.Pd. (UNY) membawakan materi tentang penguatan kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis kearifan lokal. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai budaya dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum untuk membentuk karakter siswa yang berakar pada identitas bangsa.

0 Komentar