AI META Bisa Upgrade Dirinya Sendiri, Mark Zuckerberg Pamerkan Teknologi Baru

Mark Zuckerberg Pamerkan Teknologi Baru
Mark Zuckerberg Pamerkan Teknologi Baru
0 Komentar

KBEonline.id – Bayangkan sebuah dunia di mana kecerdasan buatan (AI) bukan hanya dilatih manusia, tetapi mampu meningkatkan dirinya sendiri secara otomatis. Itulah klaim mengejutkan dari Mark Zuckerberg, bos Meta, yang menyebut tim Riset AI mereka kini melihat “kilasan AI yang bisa meng-upgrade kemampuannya sendiri” — tanda pertama menuju era Artificial Superintelligence (ASI) yang dulu hanya ada di film fiksi ilmiah.

Dari Narrow AI Menuju Superintelligence

Menurut Zuckerberg, perkembangan ini masih bersifat “lambat tapi nyata”. Walau belum siap dirilis ke publik, capaian tersebut menjadi transisi penting: dari AI terbatas (narrow AI), menuju Artificial General Intelligence (AGI) yang mampu memahami banyak bidang, hingga akhirnya ASI, entitas yang jauh lebih pintar dari otak manusia.

Untuk mendukung ambisi tersebut, Meta bahkan mendirikan divisi baru bernama Meta Superintelligence Labs di Menlo Park, California. Proyek utamanya, “Behemoth”, dipimpin oleh tokoh besar dunia teknologi seperti Alexandr Wang dan Nat Friedman, dengan investasi infrastruktur hingga puluhan miliar dolar AS.

Baca Juga:Bukannya Happy, Youtuber Taiwan Malah Dapat Garam Saat Pesan RTX 5070 TiRumor Kuat! Tales of Xillia Remaster Akan Segera Diresmikan Bandai Namco

AI yang Bisa Membentuk Diri Sendiri

Implikasinya sangat besar: AI generasi baru ini bisa menganalisis data, memahami konteks, dan menemukan solusi baru secara mandiri tanpa campur tangan manusia. Bayangkan asisten digital yang bukan hanya pasif menjawab perintah, tapi juga proaktif menciptakan ide atau strategi baru berdasarkan pola yang ditemukannya sendiri.

Namun demi alasan keamanan, Meta menahan model paling maju itu dari publik. Mereka hanya merilis versi terbatas seperti Llama, yang sudah banyak dipakai komunitas AI, tetapi tetap dijaga agar tidak berkembang menjadi “kapal liar” yang tak terkendali.

Antara Revolusi atau Alarm Bahaya

Zuckerberg menyebut langkah ini bukan sekadar kemajuan algoritma, tetapi pintu menuju personalisasi AI di level individu: memahami kebutuhan emosional, gaya kerja, hingga kebiasaan penggunanya, lalu menyesuaikan hasil secara presisi.

Kini pertanyaan besarnya:

Apakah AI belajar sendiri ini akan menjadi revolusi teknologi terbesar untuk manusia, atau justru alarm bahaya yang memanggil kontrol lebih ketat terhadap inovasi yang berkembang begitu cepat?

0 Komentar