KBEonline.id– Pemerintah Kabupaten Bekasi terus mendorong perubahan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat dengan membangun ribuan toilet rumah tangga guna menghilangkan kebiasaan buang air besar (BAB) sembarangan.
Sedikitnya 1.652 unit toilet dibangun di rumah-rumah warga melalui program Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPAL-DS). Langkah tersebut diharapkan tidak hanya memperbaiki sanitasi lingkungan, tapi juga berkontribusi menurunkan angka stunting.
Kepala Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Bekasi, Nur Chaidir, mengatakan pembangunan toilet bersumber dari dua anggaran. Sebanyak 782 unit dibiayai APBD Kabupaten Bekasi dan 870 unit didanai APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Baca Juga:Musim Kemarau Sangat Singkat, BPBD Karawang Imbau Warga Pesisir dan Bantaran Sungai Waspadai BanjirPemkab Bekasi Percepat Panlok Perluasan TPA Burangkeng, Siapkan Dana Rp. 40 Miliar untuk Tambah Lahan 2.5 Ha
“Pengerjaan pembangunan sudah berjalan. Yang sumber APBD sudah setengahnya selesai, sedangkan yang dari DAK masih proses. Targetnya seluruh toilet selesai pada November-Desember,” kata Chaidir kepada Cikarang Ekspres.
Program ini dilaksanakan di 18 dari total 23 kecamatan, berdasarkan usulan masyarakat yang diverifikasi di lapangan. Sejak digulirkan pada 2021, SPAL-DS menjadi program rutin Pemkab Bekasi untuk mengatasi minimnya akses jamban sehat.
Chaidir mengungkapkan, masih banyak rumah warga menggunakan jamban darurat yang dibuat di tepi sungai, dikenal sebagai “helikopter”, atau bahkan BAB di kebun. Kebiasaan tersebut memicu persoalan kesehatan lingkungan.
“Dengan adanya jamban atau WC di rumah masing-masing, sanitasi lingkungan menjadi lebih baik. Harapannya masyarakat terjaga kebersihannya dan terhindar dari penyakit akibat BAB sembarangan,” ujarnya.
Selain meningkatkan kualitas lingkungan, pembangunan fasilitas sanitasi ini turut mendukung upaya percepatan penurunan stunting. Perilaku hidup higienis membuat kesehatan ibu dan anak menjadi lebih terjaga.
“Program SPAL-DS ini memberi dampak cukup signifikan, penurunan angka stunting kita mencapai 5 persen,” jelas Chaidir.
Meski demikian, ia tak menampik masih ada warga yang belum terbiasa menggunakan toilet rumah. Untuk itu, sosialisasi terus dilakukan dengan menggandeng petugas kesehatan.
Baca Juga:Siap-siap Pejabat dan Pengembang Dipanggil, Kejati Pastikan Usut Tuntas Kasus Fasos-Fasum di Kabupaten BekasiBanjir Rob Rendam Pesisir Utara Karawang, Desa Terparah Cemara, Sedari dan Pusakajaya Utara
Senada, Pelaksana Tugas Kepala Bappeda Kabupaten Bekasi, Ida Farida, mengatakan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat menjadi komitmen lintas perangkat daerah untuk menekan stunting.
“Setiap dinas memiliki kontribusi dan keterkaitan dalam upaya menurunkan angka stunting. Di tengah keterbatasan anggaran, APBD hanya menjadi stimulus, jauh lebih penting bagaimana antarinstansi bergerak bersama,” tandasnya. (Iky)