Pemkab Karawang Terus Percepatan Penurunan Stunting, Inovasi Program Terus Dilakukan

S
Stunting
0 Komentar

Sementara data E-PPGBM mencatat prevalensi underweight 3,5 persen, stunting 1,80 persen, dan wasting 1,8 persen.

Menurut Edi, beberapa kendala yang masih dihadapi antara lain rendahnya cakupan pemberian gizi tambahan bagi ibu hamil KEK, rendahnya kesadaran masyarakat, serta masalah sanitasi dan akses air bersih di sejumlah wilayah.

“Kami merekomendasikan penguatan kolaborasi lintas sektor, peningkatan edukasi, serta perbaikan sarana prasarana dasar masyarakat,” tegasnya.

Baca Juga:Musim Kemarau Sangat Singkat, BPBD Karawang Imbau Warga Pesisir dan Bantaran Sungai Waspadai BanjirPemkab Bekasi Percepat Panlok Perluasan TPA Burangkeng, Siapkan  Dana Rp. 40 Miliar untuk Tambah Lahan 2.5 Ha

Berbagai inovasi juga diluncurkan di Karawang, di antaranya LEUIT KACINTA untuk penyediaan makanan bergizi bagi ibu hamil dan balita, program Sadari bersama Apindo x KIIC berupa pemberian dua butir telur per hari bagi balita stunting, serta P2K2 untuk meningkatkan kesadaran keluarga penerima manfaat PKH terkait pencegahan stunting.

Selain itu, program GEMARIKAN juga dijalankan guna mendorong konsumsi ikan yang kaya protein dan omega-3. Intervensi tersebut terbukti memberi hasil nyata. Misalnya, program pemberian telur setiap hari mampu meningkatkan berat badan balita rata-rata 0,36 kilogram dan panjang badan 1,84 sentimeter hanya dalam waktu satu bulan.

Untuk keberlanjutan, Pemkab Karawang meluncurkan SIGEULIS PISAN (Series Webinar Literasi Posyandu Se-Kabupaten Karawang) yang menyasar peningkatan kapasitas kader posyandu sebagai garda terdepan edukasi kesehatan.

“Dengan penguatan kader posyandu dan inovasi program yang berkesinambungan, kami optimis Karawang bisa menuju kondisi zero stunting di masa depan,” pungkas Edi Zulkarnaen.(Aufa)

0 Komentar