Big Match PSM vs Persebaya: Siapa Unggul, Bernardo Tavares atau Eduardo Perez?

Bernardo Tavares dan Eduardo Perez
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares (kiri) dan Pelatih Persebaya Surabaya, Eduardo Perez (kanan)
0 Komentar

kbeonline.id – Pertemuan PSM Makassar kontra Persebaya Surabaya pada pekan keempat BRI Super League 2025-2026 bukan sekadar laga biasa. Duel ini bukan hanya soal gengsi antar dua tim besar, melainkan juga adu kecerdikan dua pelatih dengan gaya berbeda: Bernardo Tavares dan Eduardo Perez.

Bernardo Tavares: Fleksibilitas dan Transisi Cepat

Bernardo Tavares bukan nama asing bagi publik sepak bola Indonesia. Datang dari Portugal, ia resmi menukangi PSM Makassar sejak 10 April 2022. Dalam musim debutnya, Tavares langsung mempersembahkan gelar juara Liga 1 2022-2023, sekaligus mengukuhkan reputasinya sebagai pelatih jempolan.

Ciri khas Tavares adalah fleksibilitas taktik. Ia memang kerap memulai laga dengan formasi dasar 3-5-2, namun sangat adaptif. Dalam satu pertandingan, formasi bisa berubah cepat menjadi 4-2-3-1 atau bahkan 4-3-3, tergantung kebutuhan. Filosofi pragmatisnya jelas: menyesuaikan strategi dengan lawan dan situasi di lapangan.

Baca Juga:PSM Makassar vs Persebaya Surabaya: Duel Klasik Penuh GengsiJadwal Pekan Keempat BRI Super League 2025-2026: Persib Jumpa Borneo, Persebaya Tandang ke PSM

Transisi cepat menjadi senjata utama. Yuran Fernandes dkk kerap membangun serangan dari belakang dengan umpan pendek, lalu melepaskan umpan vertikal untuk memanfaatkan kecepatan lini depan. Tavares juga memberikan keleluasaan kepada gelandang seperti Savio Roberto dan Fahrul Aditia. Selain berperan sebagai pengatur tempo, keduanya sering naik ke depan untuk menjadi eksekutor dadakan, menciptakan kejutan bagi lawan.

Kombinasi antara organisasi pertahanan yang solid dan serangan balik tajam menjadikan PSM tetap berbahaya, bahkan ketika ditekan lawan.

Eduardo Perez: Filosofi Spanyol dan Pola Tiki-Taka

Di sisi lain, Eduardo Perez datang dengan gaya berbeda. Pelatih asal Spanyol ini baru musim ini menukangi Persebaya Surabaya, menggantikan Paul Munster. Namun, Perez bukan sosok asing di Indonesia. Ia pernah menjadi asisten Luis Milla di Timnas Indonesia dan sempat bekerja di Persija Jakarta serta PSS Sleman.

Jika Tavares dikenal fleksibel, Perez lebih konsisten dengan pakem 4-3-3. Formasi ini menjadi fondasi permainan tiki-taka ala Spanyol: sabar dalam membangun serangan dari belakang, menjaga penguasaan bola, dan memaksimalkan kreativitas gelandang.

Peran Milos Raickovic dan Francisco Rivera sangat vital sebagai jantung permainan. Keduanya menjadi pengatur tempo sekaligus motor serangan yang menjaga ritme permainan Bajul Ijo.

0 Komentar