KBEonline.id – Gedung sekolah boleh baru, tapi kalau meja, kursi, dan fasilitas pendukung lain belum tersedia, proses belajar tetap terganggu. Hal ini menjadi perhatian Dewan Pendidikan Kabupaten Bekasi, yang mendorong agar pembangunan fisik sekolah selalu disinkronkan dengan pengadaan sarana dan prasarana (sarpras).
Ketua Khusus Dewan Pendidikan Kabupaten Bekasi, Giovani Anwar, menegaskan banyak kasus di lapangan menunjukkan gedung sekolah rampung dibangun, tetapi sarpras penting seperti meja, kursi, papan tulis, laboratorium, bahkan perpustakaan, belum tersedia.
“Ini bukan masalah kecil. Anak-anak jadi tidak nyaman belajar, guru kesulitan mengajar, dan kualitas pendidikan terhambat. Pembangunan fisik harus selalu seiring dengan sarana penunjang,” ujar Anwar kepada Cikarang Ekspres, Selasa (26/8).
Baca Juga:DPKP Karawang Sediakan Vaksin Rabies Gratis di Setiap Gebyar PATENUji Kir Turun Drastis Meski Sudah Gratis, Dishub Karawang Duga Banyak Kendaraan Pindah ke Luar Daerah
Anwar menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam perencanaan, mulai dari guru, komite sekolah, hingga orang tua. Menurutnya, partisipasi mereka memastikan kebutuhan nyata di lapangan terpenuhi.
“Kalau hanya membangun gedung tanpa melibatkan mereka, hasilnya bisa tidak sesuai kebutuhan anak-anak. Sinkronisasi itu kunci agar anggaran pendidikan tepat sasaran dan tidak mubazir,” tambahnya.
Ia juga menekankan Dewan Pendidikan akan melakukan pemantauan berkala terhadap proyek pembangunan dan pengadaan sarpras.
“Kita harus memastikan setiap rupiah dari APBD untuk pendidikan memberikan manfaat maksimal bagi siswa dan guru. Tidak hanya gedung yang megah, tapi ruang belajar harus lengkap dengan fasilitas yang mendukung proses belajar-mengajar,” katanya.
Selain itu, Anwar mengusulkan agar bidang sarpras di Dinas Pendidikan dibentuk kembali agar terjadi sinkronisasi dengan pengadaan bangunan di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, sehingga pembangunan fisik dan sarana penunjang berjalan selaras.
“Kami mengusulkan bidang sarpras di Dinas Pendidikan dibentuk kembali agar pengadaan fasilitas bisa tersinkronisasi dengan pembangunan gedung. Anak-anak harus bisa belajar nyaman sejak awal,” tegas Anwar.
Sorotan Dewan Pendidikan ini muncul menyusul kondisi di SDN Sukadanau 04, Kecamatan Cikarang Barat, yang sebelumnya tak tersedianya fasilitas meja, kursi, dan papan tulis di ruang kelas baru. Sekitar 170 murid terpaksa belajar lesehan selama dua bulan terakhir, sebagian membawa meja kecil dari rumah.