Keluarga Pelaku penculikan Kacab Bank Ilham Pradipta Mengaku Adiiknya Disuruh oleh Seseorang Berinisial F

Para pelaku
Para pelaku
0 Komentar

KBEonline.id- Pengakuan keluarga tersangka penculikan kepala cabang bank BUMN di Jakarta mengaku pelaku dijanjikan uang puluhan juta oleh seseorang.

Meski empat orang eksekutor ini sudah tertangkap, namun apa motif, siapa aktor intelektualnya, di mana korban dibunuh, dan bagaimana rangkaian kejadiannya, belum terang benderang.

AT, RS, RW, dan RAH penculik Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank plat merah Mohamad Ilham Pradipta (37) diiming-imingi uang puluhan juta rupiah oleh seseorang.

Baca Juga:RSUD Jatisari Lakukan Operasi Laparoskopi Perdana terhadap Pasien, Berikut Kelebihan Operasi Jenis IniPAD Kabupaten Bekasi Melempem, Fraksi Gerindra Gulirkan Pansus, FPKB Sebut Penyebabnya Pengurangan DAK Pusat

“Adik-adik kami juga menerima pekerjaan ini karena diiming-imingi sesuatu. Kalau dari informasi yang kami dapat setelah berkomunikasi dengan penyidik itu mereka dijanjikan itu untuk mendapat berapa puluh juta sekianlah,” kata kuasa hukum pelaku, Adrianus Agau di Polda Metro Jaya

Namun Adrianus Agau tidak menyebut jumlah nominal dan sosok seseorang yang menjanjikan memberikan uang puluhan juta kepada kliennya. Mereka baru menerima uang muka kurang lebih Rp 50 juta.

“Baru dikasih DP berapa. Saya tidak bisa memastikan angka DP berapa tapi angkanya tidak lebih dari Rp 50 juta,” ucap dia.

Selain itu, kata dia, para kliennya belum menerima uang yang sudah dijanjikan oleh seseorang tersebut. Sedangkan uang muka yang diterima kliennya sudah disita penyidik.

“Belum, mereka belum membayar full. Tapi sebagian dari uang DP itu ada yang sudah disita dari penyidik,” ujarnya.

Dia juga mengakui kliennya menculik Ilham Pradipta untuk diantarkan ke kawasan Jakarta Timur atas perintah oknum berinisial F.

“Adik kami Eras ini diminta untuk menjemput paksa. Di mana pada saat adik kami Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore dengan cara paksa,” ungkap Adrianus.

Baca Juga:Mantap, Gubernur Luthfi Bagikan 1.065 Sertifikat Tanah, Hutang Petani  Eks Proyek PIR DihapusDieng Mendunia,  Daftarkan Ritual Potong Rambut Gimbal Anak Bajang ke UNESCO 

Selang beberapa jam, Eras kembali dipanggil untuk mengantarkan korban pulang ke rumahnya. Saat itu diketahui bahwa korban sudah meninggal dunia.

“Mereka dipanggil lagi untuk mengantar pulang si korban. Pada saat waktu ketemu lagi, di situlah bahwa mereka melihat korban ini sudah tidak bernyawa lagi,” jelas Adrianus.

Meski empat orang eksekutor ini sudah tertangkap, namun apa motif, siapa aktor intelektualnya, di mana korban dibunuh, dan bagaimana rangkaian kejadiannya, belum terang benderang.

0 Komentar