SDA-BMBK Kabupaten Bekasi Implementasikan Aspal Limbah Campur Plastik, Buat Pemeliharaan Jalan

Perbaikan Jalan.
Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDA-BMBK) tengah mengembangkan inovasi baru dalam perbaikan jalan. --KBE--
0 Komentar

KBEonline.id – Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDA-BMBK) tengah mengembangkan inovasi baru dalam perbaikan jalan. Inovasi ini memanfaatkan limbah aspal dan plastik yang diracik menjadi bahan perkerasan jalan, dengan nama Asli Cantik (Aspal-Limbah Campur Plastik).

Kepala Bidang Pembangunan Jalan SDA-BMBK Kabupaten Bekasi, Dede Chairul, menjelaskan bahwa ide tersebut muncul dari kondisi jalan di wilayahnya. Dari total panjang jalan 1.077 kilometer, hanya sekitar 70 persen yang dalam kondisi mantap. Sementara itu, 30 persen sisanya masih dalam kondisi rusak.

“Ketika ingin memperbaiki jalan, biaya yang dibutuhkan cukup besar. Maka lahirlah solusi memanfaatkan limbah aspal dan plastik. Dengan Asli Cantik, kami bisa mengurangi biaya sekaligus ikut memerangi dampak negatif limbah plastik,” ujar Dede Chairul kepada Cikarang Ekspres usai Sosialisasi Implementasi Pemeliharaan Jalan Melalui Program Asli Cantik (Aspal Limbah Campur Plastik) di Tambun Utara, Kamis (28/8).

Baca Juga:LSM Lodaya Desak Pembongkaran Jembatan PT Jui Shin yang Diduga Ilegal: BBWS-Gubernur Harus Bertindak Tegas!Pengen Ikut Demo ke Jakarta, Puluhan Pelajar Asal Cirebon, Indramayu dan Purwakarta Diamankan Polisi di Bekasi

Dede menuturkan, secara kualitas, aspal campuran plastik ini setara dengan aspal biasa. Namun, dari sisi harga, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah hingga 50 persen.

“Kalau aspal biasa biayanya satu juta rupiah, dengan inovasi ini bisa ditekan menjadi sekitar lima ratus ribu rupiah. Artinya, jika biasanya dengan anggaran Rp1 miliar hanya mampu memperbaiki 500 meter jalan, dengan Asli Cantik bisa dua kali lipat lebih hemat,” tuturnya.

Untuk komposisi, Dede menjelaskan bahwa satu ton limbah aspal dicampur dengan 3,5 kilogram plastik. Campuran ini kemudian diolah menjadi aspal yang siap digunakan untuk pemeliharaan jalan.

Meski lebih murah, inovasi ini memiliki kekurangan dari sisi daya tahan. Jika aspal biasa bisa bertahan 3-4 jam setelah diproduksi, maka aspal campuran plastik hanya bertahan 1-2 jam.

“Ini yang menjadi tantangan, terutama untuk lokasi-lokasi jauh. Kalau terlambat digunakan, kualitasnya bisa berkurang. Jadi formulasi masih terus kami kembangkan agar hasilnya setara aspal reguler,” ungkapnya.

Menurut Dede, uji coba Asli Cantik sudah dilakukan sejak empat bulan lalu di beberapa ruas jalan. Hingga kini, hasilnya diklaim cukup memuaskan. “Awalnya kami mencoba di beberapa titik jalan, hasilnya kuat. Makanya sekarang kami berani memperkenalkan ke masyarakat,” katanya.

0 Komentar