Inflasi di Bekasi Aman, Ancaman Justru dari Cuaca Bukan Politik

Ilustrasi Kebutuhan Pokok.
Ilustrasi Kebutuhan Pokok. (Freepik)
0 Komentar

KBEonline.id – Gejolak politik nasional ternyata tidak berdampak pada stabilitas harga kebutuhan pokok di Kabupaten Bekasi. Inflasi di daerah ini bahkan masih terkendali dengan catatan minus 1,58 persen pada minggu keempat Agustus.

Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti, memastikan kondisi inflasi di daerahnya masih terkendali meski di tengah gejolak politik nasional.

“Secara umum tidak berdampak. Untuk Kabupaten Bekasi, alhamdulillah kondusif, tidak ada demo, inflasi terkendali. Indeks Perkembangan Harga (IPH) di minggu keempat Agustus masih stabil di minus 1,58,” kata Helmi Yenti kepada Cikarang Ekspres.

Baca Juga:DPRD Karawang Imbau Pelajar Tak Terprovokasi Narasi DestruktifImpor Tak Bayar Pajak, Ratusan Kilogram Kancing dan Label Bermerek Disita

Menurutnya, angka tersebut jauh di bawah ambang batas inflasi nasional yang ditetapkan 2,5 persen plus minus 1 persen per tahun. “Artinya, kondisi harga di Bekasi masih aman,” ujarnya.

Helmi menegaskan, stok barang kebutuhan pokok di pasar tetap tersedia dengan harga rata-rata masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Bahkan komoditas yang sempat dikhawatirkan seperti beras dan minyak goreng, kini dalam kondisi aman.

“Isu beras curah (ovosan) sempat membuat masyarakat resah, tapi setelah ada edukasi dan penertiban, pedagang sudah memahami bahwa beras curah harus dijual apa adanya, tidak boleh dikemas ulang jadi premium. Sekarang beras aman,” ungkapnya.

Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Bekasi bersama Bulog telah menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di 23 kecamatan. Jika harga pangan kembali bergejolak, pemerintah siap melakukan intervensi pasar melalui operasi pasar maupun gerakan pangan murah.

“Untuk ketersediaan beras di Bulog, sangat aman. Jadi masyarakat tidak perlu cemas,” tegas Helmi.

Meski begitu, Helmi mengingatkan adanya potensi kenaikan harga komoditas tertentu akibat faktor cuaca. “Yang lebih kami khawatirkan bukan masalah politik, tapi geografis. Sekarang masuk musim panas, komoditas pertanian seperti cabai dan bawang merah sangat rentan naik karena tergantung pasokan dari daerah produsen,” jelasnya.

Helmi menambahkan, sekitar 85 persen kebutuhan cabai dan bawang merah Kabupaten Bekasi dipasok dari luar daerah. “Kalau daerah produsen mengalami kemarau, mereka akan memenuhi kebutuhan sendiri dulu, baru mendistribusikan ke Bekasi,” pungkasnya. (Iky)

0 Komentar