Perbedaan Mie Ayam dan Bakmi Ayam, Mana yang Lebih Enak?

Perbedaan Mie Ayam dan Bakmi Ayam, Mana yang Lebih Enak?
Meski sekilas tampak mirip, mie ayam dan bakmi ayam punya perbedaan yang cukup jelas. (gambar : pinterest)
0 Komentar

KBEonline.id – Ada satu makanan yang sering jadi penyelamat ketika stres melanda atau inspirasi serasa buntu. Hidangan itu adalah mie ayam. Generasi muda, terutama Gen Z, bahkan sering melontarkan candaan seperti “hidup demi mie ayam” atau “kalau gak ada mie ayam, kayaknya gak hidup”.

Ungkapan itu mungkin terdengar sederhana, tetapi memperlihatkan betapa dalamnya keterikatan masyarakat Indonesia terhadap makanan berbahan dasar mie ini.

Namun di balik popularitas mie ayam, masih ada perdebatan klasik yang terus muncul yakni apa bedanya mie ayam dengan bakmi ayam? Kedua makanan ini sering disamakan, padahal keduanya memiliki akar sejarah dan karakter yang berbeda.

Baca Juga:Arti Warna Resistance Blue, Brave Pink, Hero Green yang Viral di Media Sosial1.325 Warga dari 45 PKBM Akan Dapat Pendidikan Vokasi, Bupati Karawang Aep Syaepuloh Gelontorkan Dana Rp4,89 M

Sejarah Panjang Bakmi Ayam

Bakmi memiliki jejak sejarah yang panjang, berawal dari daratan Tiongkok ribuan tahun silam. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa mie sudah dikenal lebih dari 4.000 tahun lalu. Kata “bakmi” sendiri berasal dari dialek Hokkien, di mana “bak” berarti daging, khususnya babi, dan “mi” berarti mie. Secara harfiah, bakmi berarti mie dengan daging babi.

Ketika pedagang Tionghoa dari Fujian, Guangdong, hingga Hokkien merantau ke Nusantara, mereka membawa serta tradisi kuliner ini. Tidak butuh waktu lama hingga bakmi menjadi populer di kawasan Pecinan di berbagai kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Ciri khas bakmi tetap dipertahankan. Mie yang digunakan tipis dan kenyal, kuah disajikan terpisah, topping utama menggunakan daging babi seperti cincang atau chasio, dan minyak babi menjadi bumbu penting untuk menghadirkan aroma khas.

Meski begitu, seiring waktu muncul variasi dengan ayam sebagai topping, terutama ketika kuliner ini mulai beradaptasi dengan masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim.

Lahirnya Mie Ayam

Mie ayam lahir sebagai bentuk akulturasi kuliner Tionghoa dengan cita rasa lokal Indonesia. Perubahan yang paling mencolok ada pada bahan utama. Daging babi digantikan dengan daging ayam agar bisa dikonsumsi oleh masyarakat yang lebih luas.

Tidak hanya itu, bumbu juga dimodifikasi. Jika bakmi cenderung asin-gurih, mie ayam ditambahkan kecap manis dan rempah-rempah Nusantara seperti bawang merah dan kemiri, menghasilkan rasa manis-gurih yang khas.

0 Komentar