Lotek juga punya kisah yang menarik. Ada versi cerita yang menyebut istilah “lotek” berasal dari ucapan seorang jurnalis asing yang ingin memakan salad lalu ia membuat hidangan ini dan menyebutnya sebagai “low-tech” karena proses pembuatannya sederhana.
Namun, banyak yang percaya lotek sudah lama menjadi bagian dari kuliner Sunda, berdampingan dengan karedok yang menggunakan sayuran mentah. Apapun ceritanya, lotek tetaplah hidangan yang merepresentasikan kekayaan rasa ala tanah Sunda.
Gado-Gado
Jika ketoprak adalah sajian kaki lima yang sederhana, gado-gado bisa dibilang lebih “meriah.” Nama gado-gado sendiri berarti “campur-campur,” yang pas menggambarkan isiannya yang beragam. Sayuran mentah dan rebus, kentang, tempe, tahu, telur, hingga lontong bercampur jadi satu di atas piring.
Baca Juga:Siapa Penduduk Karawang Paling Banyak? Gen Z atau Gen Alfa?Menyambut Hari Jadi Karawang ke-392 Fave Hotel Hadirkan Penawaran Spesial
Saus kacangnya dibuat dari kacang tanah halus yang dipadu gula merah, asam jawa, cabai, dan kadang santan. Rasa yang muncul adalah perpaduan manis, gurih, sedikit asam, dan pedas ringan. Teksturnya lebih halus dan encer dibanding lotek, sehingga bumbunya terasa menyelimuti semua bahan.
Sejarah gado-gado berlapis, ada yang mengaitkannya dengan pasukan Mataram di abad ke-17 yang mengimprovisasi makanan ketika pasokan beras menipis.
Ada juga yang menyebut pengaruh Portugis, di mana kata gado merujuk pada makanan campuran. Terlepas dari asal-usulnya, gado-gado kini sudah menjadi ikon kuliner Jakarta, bahkan kerap disebut sebagai salad khas Indonesia.
Tiga Rasa, Satu Identitas
Meski berbagi satu benang merah berupa saus kacang, lotek, gado-gado, dan ketoprak menawarkan pengalaman berbeda.
- Lotek menghadirkan kehangatan khas Sunda dengan aroma kencur yang menonjol.
- Gado-gado menyuguhkan keragaman rasa dengan isian yang melimpah.
- Ketoprak tetap setia dengan kesederhanaan yang justru membuatnya begitu dicintai masyarakat.
Ketiganya adalah contoh bagaimana kuliner Indonesia begitu kaya dalam perbedaan. Dari cobek di warung Sunda hingga gerobak dorong di gang kecil Jakarta, semua menghadirkan kelezatan yang bisa dinikmati siapa saja.
Mencoba lotek, gado-gado, dan ketoprak bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal perjalanan. Setiap suapan membawa kita menelusuri sejarah, budaya, dan kebiasaan masyarakat yang menciptakannya.