KEBIJAKAN PENGELOLAAN ZAKAT DAN MODERASI BERAGAMA

Zakat
Filantrofi
0 Komentar

KBEonline.id- Saat negara ini mengalami resesi ekonomi seperti sekarag ini, eksistensi zakat menjadi semakin strategis. Bahkan saat ini banyak pihak yang berharap zakat selain bisa membangun kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan ekstreem di tengah-tengah masyarakat, juga mampu mendukung program moderasi beragama di Indonesia.

Diketahui, moderasi beragama adalah cara pandang dalam beragama secara moderat. Moderasi beragama pada intinya memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem.

Pemahaman dan pengamalan agama secara moderat menjadi keniscayaan karena Indonesia yang majemuk. Indonesia yang beragam memerlukan cara yang harmoni dalam menjalaninya, baik dalam urusan beragama maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga:Yuk Kenalan Sama Hasogi Vape Store and Kitchen di Galuh Mas Karawang, Tempat Ngopi dan Vaping KekinianCari Tempat Makan Mie Enak di Galuh Mas? Yuk Kenalan dengan Warmindo 99!

Moderasi beragama adalah sikap dan praktik keagamaan yang menghindari ekstremisme dan kekerasan, serta menempuh jalan tengah yang adil dan berimbang, dengan tujuan menjaga keharmonisan dalam keberagaman, kerukunan antarpemeluk agama, dan keutuhan bangsa.

Konsep ini menekankan komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, penghargaan terhadap martabat kemanusiaan, dan partisipasi aktif dalam membangun kemaslahatan umum, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan bernegara di Indonesia yang majemuk.

Keberhasilan moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat terlihat dari tingginya indikator utama yang selaras dan saling bertautan, yakni komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi dan penerimaan terhadap tradisi yang ada ditengah masyarakat.

Apakah zakat mampu mendorong lahirnya sikap moderasi beragama di Indonesia? Tentu saja kehidupan bangsa Indonesia tidak hanya umat Islam. Dan dalam Islam sendiri secara faktual masih terpolarisasi pada sejumlah pandangan.

Perbendaan pandangan ini ada kalanya membuat jarak antar elemen dan kadang dalam urusan tertentu saling mendekat dan berhimpitan.

Dalam sejarah perjalanan umat Islam di Indonesia, perbedaan cara pandang ini kadang bisa semakin melebar bila urusan-nya mulai ke soal politik. Sejak Pemilu pertama pada tahun 1955, hingga pemilu terakhir pada tahun 2024, ada beragam parpol yang sebagiannya menawarkan Islam sebagai cara pandang dan solusi versi masing-masing.

Intinya bicara Islam di Indonesia, sesungguhnya bicara kemajemukan di tengah kesatuan umat. Dalam kata lain, Islam Indonesia adalah wajah Islam yang harmoni dalam balutan kemajemukan. Di titik ini moderasi beragama mendapat esensinya untuk umat Islam Indonesia.

0 Komentar