Dari Limbah Jadi Oleh-Oleh Khas Karawang, Unsika dan Pekka Ciptakan Mie Caruka dan Keripik Tempe Basiah

Pkm unsika
Program ini diharapkan memberi manfaat nyata bagi pemberdayaan perempuan desa serta meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat Karawang.
0 Komentar

KBEonline.id – Dosen dan mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) berkolaborasi dengan Serikat Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Kabupaten Karawang mengolah limbah menjadi produk makanan bergizi. Dua produk yang diperkenalkan adalah Mie Caruka (Cangkang Rajungan Pekka-Unsika) dan keripik Tempe Basiah.

Kegiatan ini berlangsung di Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, pada Jumat (5/9/2025). Program ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat bertema “Pemberdayaan Kelompok Pekka Karawang melalui Pengembangan Produk Unggulan Berbasis Kearifan Lokal”, dengan melibatkan mahasiswa Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Unsika dan anggota Pekka Karawang.

Menurut Bu Sumini, kader Pekka dari Desa Cadaskertajaya, nama “Basiah” diambil dari istilah lokal siti basiah, yaitu pohon trembesi yang banyak tumbuh di Karawang.

Baca Juga:Pupuk Kujang Luncurkan Plantastic, Aplikasi Pertanian Berbasis AI dengan Konsultasi 24 JamSikapi Somasi Sidang Rakyat Pendemo, DPRD Karawang Terbitkan 6 Rekomendasi ke DPR RI

“Biji trembesi inilah yang bisa dijadikan tempe, bahkan proteinnya lebih tinggi daripada kedelai,” ujarnya.

Produk pertama, Mie Caruka, dibuat dari limbah cangkang rajungan yang melimpah di Desa Sukajaya. Limbah ini biasanya terbuang, padahal kandungan gizinya cukup tinggi: protein 12,9%, kalsium 10,12 mg/100 gr, serta fosfor 2,67 mg/100 gr. Selama ini cangkang rajungan hanya diolah menjadi tepung, belum menjadi produk bernilai jual.

Produk kedua, keripik Tempe Basiah, berasal dari biji trembesi yang sering berserakan di jalan tanpa dimanfaatkan. Saat krisis kedelai 2022, biji trembesi terbukti bisa menjadi bahan pengganti dengan nilai gizi lebih baik. Setelah diolah menjadi tempe, bahan ini dibuat menjadi keripik renyah yang diharapkan dapat menjadi oleh-oleh khas Karawang.

Ketua tim PKM, Fatimah Azzahra dari Prodi Agribisnis Unsika, menekankan bahwa program ini sejalan dengan semangat pembangunan berkelanjutan.

“Kegiatan ini mengandung makna SDGs: meningkatkan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Harapannya bisa membantu ibu-ibu menyediakan lauk bergizi dengan harga terjangkau, sekaligus memanfaatkan limbah menjadi produk bernilai,” jelasnya.

Kegiatan ini didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Kemendikstistek melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat 2025. Sesuai dengan gerakan “Diktisaintek Berdampak”, program ini diharapkan memberi manfaat nyata bagi pemberdayaan perempuan desa serta meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat Karawang.

0 Komentar